CEO Indonesia Property Watch Ali Tranghanda menilai, bantuan pembiayaan perumahan memang dibutuhkan karena harga rumah pasti akan jauh meningkat di atas kenaikan penghasilan. Hal ini berlaku tidak hanya untuk Gen Z, tetapi untuk semua generasi.
"Kalau dengan suku bunga biasa cukup berat. Kalau Tapera bisa memenuhi sumber dana murah dengan bunga yang relatif murah seharusnya bisa lebih terjangkau dari cicilan per bulannya," kata Ali dihubungi terpisah.
Pandangan senada disampaikan oleh Direktur Global Asset Management Steve Sudijanto. Menurutnya, Gen Z perlu bantuan pemerintah untuk kepemilikan rumah pertama. Namun memang hal ini tidak terpatok dengan Tapera.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Program kepemilikan rumah itu adalah target oriented yang wajib disediakan bagi Gen Z yang golong prioritas dan produktif. Mereka berminat memiliki rumah sebagai kategori pemilik rumah pertama. Banyak cara untuk mendukung kebutuhan mereka," kata Steve, dihubungi terpisah.
Untuk mempermudah Gen Z dalam pembelian rumah, menurut Steve, pemerintah wajib fokus kepada First Time Home Buyer yang qualified, punya NPWP dan BPJS, serta ingin membeli rumah untuk ditempati.
"Pemerintah harus berani memberikan Harga Fixed untuk nilai properti yang dialokasikan untuk rumah atau unit apartment Tapera (apabila diterapkan). Syarat harga harus fixed dan apabila ada selisih inflasi harus ditanggung Pemerintah," ujarnya.
Sementara itu, Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho juga berpandangan bahwa Gen Z ataupun generasi lainnya bisa saja membeli rumah tanpa bantuan pembiayaan. Kuncinya ialah menabung.
Namun memang menabung sendiri akan membutuhkan waktu yang lebih lama bagi masyarakat untuk bisa membeli rumah. Karena itulah, hadir berbagai bantuan pembiayaan seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
"Jaman dulu kita udah mulai kesulitan untuk membeli rumah tanpa pembiayaan, bisa nggak bisa, bisa-bisa saja kalau tanpa pembiayaan. Tapi tentu menabungnya akan lebih lama, karena namanya pembiayaan itu baik dari bank, multi finance, itu tujuannya sebagai leverage, pendorong supaya nabungnya belakangan, dibantu dulu, pinjemin duit untuk beli rumahnya, kemudian kita yang ngangsur, nyicil ke lembaga pembiayaan ataupun bank tersebut," terang Andy, dihubungi terpisah.
(shc/hns)