Ingat! Sembarangan Main Medsos Bisa Bikin Pinjaman Ditolak Bank

Ingat! Sembarangan Main Medsos Bisa Bikin Pinjaman Ditolak Bank

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Selasa, 12 Nov 2024 21:00 WIB
Ilustrasi uang tunai
Foto: Getty Images/iStockphoto/CraigRJD
Jakarta -

Indonesia dalam waktu dekat berencana menerapkan Innovative Credit Scoring (ICS) sebagai salah satu metode penilaian bank atau lembaga keuangan lainnya sebelum menyalurkan pinjaman. Penerapan metode itu membuat calon debitur harus semakin hati-hati saat bermain media sosial.

Secara umum credit scoring merupakan sistem penilaian terhadap kemampuan seseorang dalam membayar kewajiban pinjamannya, termasuk kredit usaha rakyat (KUR). Biasanya credit scoring hanya menggunakan data konvensional seperti data identitas, data biro kredit dan data perbankan.

Sementara, sistem penilaian ICS akan menekankan pada analisis kemampuan membayar calon debitur secara dinamis dan menggunakan sumber data alternatif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan keberadaan ICS ini membuat penilaian kredit seseorang atau perusahaan dapat mengandalkan informasi berupa data-data yang tersedia dari sumber apapun.

Data-data yang dimaksud bisa berasal dari kegiatan sehari-hari calon debitur, catatan pembayaran utilitas seperti tagihan listrik, telepon, apartemen, dan lain-lain. Termasuk juga kegiatan calon debitur itu di akun sosial media.

ADVERTISEMENT

Secara khusus terkait data penggunaan sosial media ini, Dian mengatakan pihaknya akan bekerja sama dengan perusahaan telekomunikasi Tanah Air dan berbagai lembaga terkait.

"Nanti kita antar kerjasama dengan telekomunikasi, kerjasama dengan berbagai lembaga itu. Tidak sporadis gitu. Tapi intinya adalah tadi yang saya bilang, structure and structure information itu bisa dipakai untuk bagaimana untuk menilai," terangnya sebagaimana dikutip dari CNBC Indonesia, Selasa (12/11/2024).

Oleh karena itu, Dian turut mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati saat bermain sosial media apapun bentunya. Termasuk salah satunya Instagram yang cukup banyak digunakan di Indonesia.

"Bisa, bisa (sosial media jadi indikator penilaian kredit). Makanya hati-hati, ya," katanya.

Simak juga video: Sebuah Bank di Jogja Jadi Korban Penipuan

[Gambas:Video 20detik]



(acd/acd)

Hide Ads