Bank Indonesia (BI) menyoroti fenomena rombongan jarang beli (Rojali) dan rombongan hanya nanya (Rohana) yang banyak ditemui di pusat perbelanjaan atau mal. BI menilai bahwa fenomena ini menjadi sinyal bahwa masyarakat yang sedang menyesuaikan pola konsumsi dengan kondisi terkini.
Melihat hal ini, BI berusaha menjaga roda ekonomi tetap bergerak, dengan menurunkan BI Rate atau suku bunga acuan. Sepanjang semester I-2025, BI telah menurunkan suku bunga acuan tiga kali.
Pertama pada Januari turun 25 bps menjadi 5,75%, pada Mei turun 25 bps menjadi 5,5%, dan terakhir pada Juni turun 25 bps menjadi 5,25% Tujuannya, untuk mendorong perbankan agar bisa menyalurkan kredit dengan bunga yang lebih terjangkau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehingga konsumsi dan investasi tetap tumbuh di tengah tantangan. Didukung sinergi berbagai pihak, kebijakan ini diharapkan dapat membuka ruang lebih banyak bagi peluang usaha, akses pembiayaan, dan perputaran ekonomi berkelanjutan," tulis BI dikutip dari akun Instagram resmi, Minggu (3/8/2025).
BI menjelaskan, ketika suku bunga acuan turun, bank bisa mendapatkan atau menghimpun dana dengan biaya yang lebih rendah atau biasa disebut penurunan biaya dana (cost of fund). Hal ini juga memberikan ruang untuk menawarkan kredit dengan bunga yang lebih kompetitif kepada masyarakat dan dunia usaha.
Dengan begitu, diharapkan akan mendorong masyarakat untuk lebih leluasa dalam melakukan konsumsi dan investasi, seperti membeli aset dan juga ekspansi usaha lewat pembiayaan permodalan.
"Untuk mendapatkan hasil optimal dari kebijakan ini tentunya dibutuhkan sinergi dari berbagai mitra strategis. Sinergi dengan pemerintah, pelaku usaha, perbankan, dan masyarakat agar dampak kebijakan bisa dirasakan nyata," katanya.
Simak juga Video: Analisis Fenomena Rojali yang Kini Eksis