Harga Diskon Lebih Murah, Yakin? (1)

Harga Diskon Lebih Murah, Yakin? (1)

Ila Abdulrahman - Aidil Akbar Madjid & Partners - detikFinance
Kamis, 13 Jun 2019 08:21 WIB
Ilustrasi foto: Rahmi Anjani/Wolipop
Jakarta - Ramadhan sudah selesai, tapi diskon masih bertebaran di mana-mana, mulai dari offline mall hingga yang online marketplace. Sudah jamak, jika harga diskon dianggap murah.

Namun faktanya apakah demikian? Mari cek harga-harga berikut apakah memang murah atau tidak.

Diskon Tematik Lebih Murah Dibanding Harga Normal

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di mal saat ini bertebaran diskon tematik Ramadhan ataupun Lebaran. Sebelumnya diskon hari Pendidikan dan Hari Kartini. Dan masih banyak diskon-diskon tematik lainnya disesuaikan dengan hari besar, seperti Kemedekaan, Sumpah Pemuda, hingga diskon Natal dan Tahun Baru.

Benarkah harga diskon tersebut lebih murah dibanding hari normal? Benar jika dibandingkan hanya di toko tersebut dan tidak dinaikkan harganya. Namun jika dinaikkan harganya dahulu baru kemudian didiskon, ya samjuong alias sama juga bohong.

Apakah terjadi? Yes terjadi, sehingga ada peraturan yang melindungi konsumen, yaitu UU Nomor 8 Tahun 2009 tentang Perlindungan Konsumen, sehingga jika ada dugaan mark-up harga tindak pidana, bisa dijerat hukum.

Hal ini pernah penulis alami, ketika belanja baju lebaran, tahun kemarin. Beli baju di sebuah departemen store, diskon dong 30%, pas sampai rumah ternyata masih ada label harga lama, yang ternyata harga sekarang hanya diskon 10%.


Lumayan sih ya, masih tetap diskon. Kalaupun diskon beneran, dengan angka besar, misal 70%, 80%, biasanya adalah barang-barang lama. Apes deh.

Nyesek kan? Kenapa demikian, karena baju lebaran biasanya model dan bentuknya ya begitu-begitu saja, sehingga sering kali baju lama diangkat lagi kembali ke harga normal atau lebih mahal sebelum diberikan diskon lagi sehingga seakan-akan harganya sekarang menjadi lebih murah.

So, berhati-hati dan waspadalah.

Isi Banyak Lebih Murah Dibanding Isi Sedikit?

Mindset kita beranggapan bahwa barang dengan packing isi banyak akan lebih murah dibanding dengan barang isi lebih sedikit. Ternyata, tidak demikian, justru isi banyak harganya kadang lebih mahal. Ini merupakan salah satu strategi marketing.

Contohnya harga kopi bungkus isi 5 harganya Rp 5.060 (Rp 1.012/biji) sedangkan kopi bungkus isi 30 harganya Rp 30.450 (Rp 1.015/biji). Begitu juga dengan diapers bayi dan masih banyak lagi barang lainnya.

Jadi isi banyak tersebut belum tentu memberikan paket hemat, kecuali anda sudah hitung sendiri. Itu sebabnya kita harus selalu waspada dan berhati-hati ketika berbelanja. Lakukan perhitungan secara manual dan lakukan perbandingan harga sebelum memutuskan membeli suatu barang.

Nah, apalagi nih yang harus anda waspadai? Akan kita bahas di artikel berikutnya.


Disclaimer: artikel ini merupakan kiriman dari mitra yang bekerja sama dengan detikcom. Redaksi detikcom tidak bertanggung jawab atas isi artikel yang dikirim oleh mitra. Tanggung jawab sepenuhnya ada di penulis artikel. (ang/ang)

Hide Ads