Jangan Sok Paham Investasi Kalau Ujungnya Malah Kecebur!

Jangan Sok Paham Investasi Kalau Ujungnya Malah Kecebur!

Aidil Akbar Madjid & Partners - detikFinance
Senin, 27 Jul 2020 08:00 WIB
ilustrasi investasi
Foto: iStock
Jakarta -

Sudah sering dan berkali-kali saya peringatkan di berbagai tulisan saya terutama di kolom Perencana Keuangan detikFinance, bahwa yang namanya investasi pasti mengandung risiko, apalagi investasi di saham.

Sayangnya banyak orang cenderung mengabaikan hal ini, bahkan sedikit nekat. Mungkin saja mau menerima bujuk rayu dari penjual yang mengaku sebagai perencana keuangan, maka silaulah mata mencari keuntungan besar. Apa yang kemudian terjadi? Kecebur dan kerugian di depan mata.

Berkaca pada pengalaman kejadian di 2013, ternyata kejadian seperti ini terulang lagi, dan kali ini lebih parah karena mengaku bisa mengelola keuangan, di mana hal tersebut tidak bolehkan dilakukan oleh seorang perencana keuangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengapa demikian? Karena mengelola keuangan itu membutuhkan izin khusus dan tersendiri dan berada di bawah peraturan OJK yang sangat ketat. Jadi tidak bisa sembarangan mengaku-ngaku bisa mengelola uang orang.

Lalu apa fungsi dari perencana keuangan sih?

ADVERTISEMENT

Seperti yang pernah juga saya sampaikan di banyak kesempatan, seorang Perencana Keuangan tugasnya adalah membantu klien/nasabah merencanakan keuangan. Membantu menghitung tujuan keuangan mereka akan bisa tercapai. Di saat yang bersamaan membantu memberikan edukasi yang benar kepada klien ataupun masyarakat.

Saya tidak akan membahas kasusnya lagi karena sudah ramai diberitakan di media. Nah, sekarang nasi sudah menjadi bubur. Apa yang harus dilakukan oleh masyarakat agar tidak terjebak lagi dengan hal-hal yang seperti ini? Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan.

1. Pilih perencana keuangan yang sudah berpengalaman dan punya track record yang panjang setidaknya dari awal atau pertengahan tahun 2000an.

Mengapa demikian?

Karena, orang keuangan atau yang bekerja di bidang keuangan seperti Perencana Keuangan yang punya track record panjang cenderung akan menjaga nama baik mereka karena membangun track record panjang itu sulit dan butuh kepercayaan lama dari nasabah, dan juga dipercaya oleh media.

2. Cek track record perencana keuangan

Kalau ada perencana keuangan yang baru, cek siapa mentor mereka, apakah mentornya juga perencana keuangan senior yang punya track record panjang, atau
punya pengalaman panjang lainnya? Ingat pengalaman lama di 1 produk keuangan (biasanya pernah bekerja di 1 institusi keuangan) belum tentu menjamin orang ini
mengerti keseluruhan tentang perencanaan keuangan.

3. Cek sertifikasinya

Kalau dia ngaku punya izin, maka cek juga izin-izinnya. Lakukan pengecekan dengan asosiasi Perencana Keuangan seperti IARFC Indonesia atau Asosiasi Perencana Keuangan Indonesia (APERKEI) untuk memastikan apakah benar orang ini bersertifikat dan masih aktif.

4. Kami sekarang sedang membuat Daftar Kasus Profesi Keuangan (khususnya Perencana Keuangan), agar nanti bisa diakses dan dipakai untuk mengecek oleh masyarakat. Jangan silau dengan penampilan yang asik atau sok asik.

6. Jangan silau dengan konten sosmed yang bagus, gambar sosmed yang bagus. Gambar dan isi konten itu bisa di buat oleh siapapun.

7. Apabila ada yang meragukan dari penawaran mereka, stop dan tanyakan ke yang ahli dan ke perencana keuangan senior yang berpengalaman.

Kalau masih bingung, bisa melihat daftar Perencana Keuangan Independen yang ada di aplikasi Moneesa yang tentunya sudah melalui screening yang ketat. Aplikasi Moneesa bisa diunduh di sini.

Selain itu anda juga bisa mengetahui kebutuhan asuransi anda bisa mencoba cek di sini secara gratis.

Ingat selalu berhati-hati, karena itu uang tabungan Anda yang dikumpulkan sedikit demi sedikit. Jangan mudah percaya dengan orang-orang yang tidak jelas tapi mengaku sebagai perencana keuangan.



Simak Video "Video: Pertimbangkan Ini Sebelum Investasi, Termasuk Pajak! "
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads