Mendapatkan keuntungan dalam berinvestasi tentu merupakan keinginan paling standar yang diinginkan oleh setiap orang ketika berinvestasi, baik berdoa maupun belajar sampai praktik untuk mendapatkan keuntungan pada instrumen investasi yang kita percaya tersebut.
Apapun investasinya tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Sebut saja dalam instrumen pasar modal, jika kita tidak bisa memilih manajer investasi yang punya track record bagus, ke mana aliran dana kelolanya, juga saham apa yang bagus untuk diinvestasikan sesuai dengan durasi yang telah kita tentukan dengan tujuan keuangan kita, atau membaca laporan keuangan maupun candle stick.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal-hal tersebut perlu diperhatikan dalam berinvestasi pada pasar modal, pun sama halnya dengan berinvestasi pada barang koleksi, mulai dari barang koleksi yang paling lama dijadikan investasi oleh para kolektor, mata uang, lukisan dan barang seni lainnya, hingga yang terkenal di era modern ini tas, sneakers hingga action figure atau diecast.
Tentu semua memiliki hal yang perlu kita perhatikan dalam berinvestasi pada barang koleksi, bukan semata berharap mendapatkan keuntungan yang maksimal saja. So, apa saja yang harus kita perhatikan sebelum mulai berinvestasi pada barang koleksi?.
1. Barang Koleksi Tidak Likuid
Hal yang harus diperhatikan pertama kali sebelum memilih barang koleksi sebagai instrumen investasi adalah barang koleksi apapun itu barangnya mulai dari lukisan, sepatu, tas, mainan, semuanya bersifat tidak likuid, alias tidak mudah untuk diuangkan. Berbeda dengan deposito, reksa dana, emas hingga saham yang bisa mudah dicairkan, tetapi barang koleksi disesuaikan dengan banyaknya minat si pembeli barang koleksi tersebut, barang koleksi sangat bergantung pada pembelinya.
So, bukan berarti barang koleksi tidak boleh dijadikan investasi, hanya saja, disesuaikan dengan keadaan keuangan kita. Jangan hanya karena barang koleksi itu keuntungannya di masa depan signifikan, terus kita menginvestasikan sebagian besar uang kita, atau bahkan semuanya ke dalam barang koleksi.
So bukan begitu cara berinvestasinya, tapi sesuaikan dulu, penuhi dulu seluruh kebutuhan primer atau kebutuhan pokok kita, seperti makan, transportasi, dana darurat, paket internet dan lain-lainnya, baru mengalokasikan uang setidaknya 10% dari pendapatan kita, untuk diinvestasikan pada barang koleksi.
Cara kedua di halaman berikutnya.
Simak juga Video "Demam Investasi saat Pandemi, Ada yang Untung dan Merugi":