Jakarta Diusulkan Lockdown, Siap-siap Atur Duit biar Nggak Boncos!

Jakarta Diusulkan Lockdown, Siap-siap Atur Duit biar Nggak Boncos!

Aulia Damayanti - detikFinance
Senin, 21 Jun 2021 15:35 WIB
Sebanyak 34 warga di RW 3 Sumur Batu, Kemayoran, Jakarta, positif virus Corona. Saat ini, Satgas COVID-19 telah melakukan karantina mikro (lockdown terbatas) di RW tersebut.
Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Indonesia tengah menghadapi lonjakan kasus COVID-19 yang siginifikan lagi. Bahkan Jakarta diusulkan lockdown. Hal itu, tentu, mempengaruhi perekonomian dan mengancam kondisi keuangan masyarakat.

Dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu ini, Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho mengatakan ada beberapa trik mengatur keuangan di saat menghadapi kondisi tersebut.

Pertama, dia mengimbau agar masyarakat bisa memprioritaskan pengeluaran dengan memilah mana kebutuhan yang penting atau urgent dan menghindari pengeluaran yang tidak penting.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Misalnya, yang harus diprioritaskan adalah pembayaran kewajiban seperti cicilan utang/kredit, tagihan air, beli token listrik, bayar SPP anak, ataupun beli kuota internet apabila anak atau ortu masih sekolah dari rumah atau bekerja dari rumah," jelasnya.

Kemudian, coba untuk mencari tambahan penghasilan lain atau mengerjakan bisnis sampingan. Jika memiliki cicilan dan terasa memberatkan coba dengan negosiasi agar mendapatkan keringanan atau melepas barang yang dikreditkan tersebut.

ADVERTISEMENT

"Apabila benar-benar tidak mampu membayar kredit, dan tidak bisa dinegosiasikan, maka pilihan terakhir adalah dengan melepas aset yang sedang dikredit tersebut ataupun menjual aset lainnya," lanjutnya.

Apabila masyarakat dihadapi dengan ancaman lockdown di tengah lonjakan kasus COVID-19 yang meningkat, diimbau untuk mempersiapkan dana darurat dengan mengalihkan dana pengeluaran yang tidak penting.

"Jika dihadapi dengan kondisi lockdown, lebih prioritas lagi dengan mengurangi pengeluaran yg kurang diperlukan dan dialihkan sebagai dana darurat, karena kita tidak bisa memprediksi sampai berapa lama kemungkinan lockdown tersebut berlangsung," tandasnya.

(zlf/zlf)

Hide Ads