Simak! Ini 4 Jurus Atur Keuangan dan Investasi Setelah Harga BBM Naik

ADVERTISEMENT

Simak! Ini 4 Jurus Atur Keuangan dan Investasi Setelah Harga BBM Naik

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Sabtu, 24 Sep 2022 13:00 WIB
Indonesian Rupiah - official currency of Indonesia
Foto: Getty Images/iStockphoto/Yoyochow23
Jakarta -

Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) per 3 September kemarin memberikan dampak yang cukup besar terhadap pengeluaran. Dalam waktu singkat, kondisi ini akan mempengaruhi keuangan rumah tangga karena kenaikan harga di berbagai sektor.

Oleh karena itu, masyarakat perlu mempersiapkan berbagai strategi keuangan agar kondisi ini tidak serta merta menghambat kehidupan di masa depan nantinya, khususnya dalam aktivitas investasi.

Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Freddy Tedja menyampaikan beberapa strategi yang dapat dilakukan agar investasi dapat tetap berjalan di tengah kondisi ekonomi seperti sekarang ini.

Kurangi Pengeluaran Rekreatif dan Konsumtif

Hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengurangi pos pengeluaran yang bersifat rekreatif dan atau 'masih bisa ditangguhkan', misalnya jalan-jalan ke kafe atau mal.

Bagaimanapun, jika penghasilan tidak bisa ditambah, maka satu-satunya cara agar keuangan rumah tangga tetap sehat adalah dengan mengurangi pengeluaran pada pos yang tidak produktif.

"Kita perlu menurunkan gaya hidup tanpa perlu menurunkan kebutuhan hidup. Kita perlu makan tiga kali sehari, tapi tidak perlu selalu di restoran kan?" kata Freddy dalam keterangannya, Sabtu (23/09/2022).

Atur Ulang Pengeluaran

Kita harus segera mulai membiasakan diri dengan mengatur ulang arus kas dari gaji atau penghasilan dan juga mengatur ulang pengeluaran primer. Untuk sementara, ada dua hal yang bisa dilakukan, yaitu kurangi jumlah yang dibeli atau cari substitusi dengan harga lebih rendah, sehingga jumlah atau volume tetap sama.

Lebih lanjut, Freddy memberikan contoh soal penggunaan dana darurat. Ia menekankan, jangan pernah menggunakan pos dana darurat untuk kebutuhan rekreatif, atau untuk sekedar menjaga gaya hidup agar tetap sama seperti di era suku bunga rendah.

"Dana darurat, jika terpaksa, boleh dipakai untuk menutupi lonjakan biaya pengeluaran primer, seperti belanja makanan dan transportasi bulanan," tambahnya.

Jangan korbankan masa depan dan investasi. Cek halaman berikutnya.

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT