Ekonomi global disebut-sebut akan mengalami resesi tahun depan. Tapi, harapan untuk menjalankan roda perekonomian masih tetap ada.
Nah kira-kira instrumen investasi apa ya yang cocok di tengah resesi?
Perencana keuangan Aidil Akbar mengungkapkan, investasi di masa resesi harus teliti dalam memilih. Misalnya mencari produk investasi yang likuid dan mudah dicairkan menjadi cash.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kalau butuh sewaktu-waktu bisa mudah dicairkan. Seperti deposito di bank, reksa dana pasar uang atau bahkan saham," kata dia saat dihubungi detikcom, Selasa (15/11/2022).
Dia mengungkapkan, untuk instrumen emas harus diwaspadai. Pasalnya, emas merupakan investasi jangka panjang yang agak sulit untuk dicairkan.
Aidil mencontohkan, pada 2020 lalu harga emas mengalami kenaikan gila-gilaan. "Semua orang mau lepas emas itu, tapi malah nggak bisa. Jadi memang harus selektif juga dalam memilih investasi," ujar dia.
Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia Andy Nugroho mengungkapkan, memang dalam berinvestasi juga harus melihat kondisi setiap orang. Tapi juga harus dilihat keuntungan apa yang bisa diberikan.
Dia menyebutkan di pasar saham atau reksa dana saham dan campuran bisa menjadi pilihan. "Karena jika resesi kemungkinannya harga saham dan reksa dana akan turun, ini artinya bisa lebih murah," ujar dia.
Namun yang harus diperhatikan itu bukan keuntungan yang bisa diraup dalam jangka pendek. "Butuh 6 bulan atau satu tahun hingga saatnya rebound lagi," jelas dia.
Lalu jika ingin instrumen yang lebih aman pilih instrumen investasi yang risikonya moderat dan rendah. Bisa ke obligasi ritel Indonesia atau sukuk tabungan. "Secara bunga lebih tinggi dari deposito dan keamanan juga jauh lebih baik dari reksa dana," ujarnya.
Simak juga Video: Resesi, Berita Besar atau Dibesar-besarkan?