Sisa THR Masih Ada, Mau Dipakai Buat Apa?

Sisa THR Masih Ada, Mau Dipakai Buat Apa?

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Minggu, 30 Apr 2023 08:01 WIB
Tips Kelola Uang THR
Foto: Infografis detikcom/Denny Putra
Jakarta -

Jika uang THR masih ada, kira-kira mau dipakai untuk apa? Apapun keputusannya, segala anggaran yang dimiliki sebaiknya bisa digunakan untuk pengeluaran yang bersifat produktif.

Perencana keuangan dari Advisors Alliance Group Andy Nugroho menjelaskan ada beberapa cara yang bisa digunakan.

Salah satunya adalah berinvestasi. Dengan investasi ini maka uang akan berkembang dan bisa diambil keuntungannya di kemudian hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada beberapa pilihan instrumen mulai dari deposito, emas, reksa dana sampai saham. Namun untuk berinvestasi juga harus disesuaikan dengan risiko yang dimiliki. Kemudian juga harus dipahami keuntungan dan risiko apa saja yang mungkin terjadi ke depannya.

Untuk yang tak ingin berisiko tinggi, investasi emas bisa menjadi pilihan. Hal ini karena emas merupakan salah satu instrumen yang cukup aman. Memang, harus jangka panjang untuk menikmati hasil keuntungan tersebut.

ADVERTISEMENT

Tak cuma itu Dia mengungkapkan, untuk profil risiko yang lebih tinggi bisa memilih di surat utang negara, obligasi ritel, sukuk ritel atau reksa dana yang berbasis pendapatan tetap dan reksa dana campuran. Sedangkan untuk reksa dana berbasis saham bisa dipilih untuk yang profil risikonya lebih tinggi.

Tapi sebelum berinvestasi juga harus memperhatikan kebutuhan hidup yang lain atau tagihan wajib. "Jadi kalau ada tagihan atau utang jatuh tempo lebih baik diselesaikan dulu semuanya. Jangan sampai kita mau investasi tapi saya nggak bisa makan. Itu sangat tidak disarankan, jadi kewajibannya semuanya harus terpenuhi," jelas Andy.

Sementara itu, PR & Corporate Communication Lead Bibit.id, William mencatat, masyarakat Indonesia khususnya generasi muda kini sudah makin melek investasi. Apabila biasanya THR dihabiskan untuk kebutuhan-kebutuhan konsumtif, kini orientasinya telah berubah.

"Kami bersyukur karena gerakan bersama melek investasi yang kami lakukan bersama regulator di sektor jasa keuangan telah membuat masyarakat Indonesia paham akan pentingnya berinvestasi dalam rangka membangun masa depan keuangan yang lebih baik," ujar dia.

William menambahkan, dalam momen Idul Fitri 2023, jumlah investor yang berinvestasi di Bibit mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Hal ini terjadi karena beberapa faktor.

Pertama, Bibit adalah aplikasi investasi yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dengan begitu, masyarakat dapat berinvestasi dengan tenang tanpa khawatir akan terjerat investasi bodong yang jelas-jelas merugikan mereka.

Kedua, para pengguna dapat berinvestasi dengan nyaman di berbagai kelas aset seperti reksa dana, Surat Berharga Negara (SBN) Ritel, saham, dan Obligasi Negara Fixed Rate (FR) di dalam satu aplikasi. Pengguna juga dapat menggunakan Rekening Dana Nasabah (RDN) sebagai metode pembayarannya. Pengalaman baru dalam berinvestasi di Bibit ini secara bertahap akan dapat dinikmati oleh seluruh pengguna. Melalui Bibit Plus, masyarakat dapat berinvestasi sesuai dengan preferensi dan profil risiko mereka.

Ketiga, selain produk investasi konvensional, terdapat berbagai pilihan produk reksa dana Syariah di Bibit. Untuk memulai investasi, para pengguna bisa mulai dengan Rp 100 ribu.

Keempat, terdapat fitur Goal Setting yang dapat dimanfaatkan untuk menjadikan investasi lebih terarah dalam rangka mencapai tujuan keuangan. Misalnya, masyarakat yang berniat membeli hunian impian seharga Rp 600 juta dalam waktu tujuh lima tahun ke depan, fitur Goal Setting Bibit dapat menghitungkan berapa jumlah uang yang perlu diinvestasikan setiap bulannya.

(kil/dna)

Hide Ads