Semua itu mulai berubah ketika CEO Dennis Kozlowski mulai mengeruk kekayaan perusahaan melalui pinjaman lunak dan kepemilikan saham. Dengan bantuan CFO Mark Swartz and CLO Mark Belnick, Kozlowski mendapatakan pinjaman tanpa bunga senilai US$ 170 juta (Rp 1,6 triliun) tanpa persetujuan pemegang saham.
Kozlowski dan Belnick juga mengatur penjualan 7,5 juta lembar saham Tyco saham yang dilaporkan nilainya mencapai US$ 450 juta (Rp 4,2 triliun), juga tanpa persetujuan pemegang saham. Setelah skandal ini muncul ke permukaan, saham Tyco terjun bebas lebih dari 80% hanya dalam waktu satu bulan setengah.