Pandemi corona telah menekan pasar finansial di hampir seluruh kawasan dunia, tak terkecuali di Indonesia. Kondisi pasar yang terus terkoreksi membuat investor cenderung hati-hati dalam menempatkan dananya dan memilih untuk memegang tunai. Apakah tepat menyimpan uang tunai di kondisi seperti saat ini?
Dengan kondisi pasar dengan tingkat volatilitas yang sangat tinggi, tentu investor khawatir, bingung, dan panik tidak tahu apa yang harus dilakukan pada portofolio investasinya
Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Freddy Tedja memberikan penjelasan agar investor tidak salah langkah di tengah krisis corona ini.
Sebelum melakukan investasi seorang investor disarankan harus mengetahui profil risiko. Profil risiko akan menentukan batas risiko atau tingkat kesiapan seorang investor dalam menanggung tingkat volatilitas , baik penurunan ataupun kenaikan di berbagai instrumen investasi yang dimilikinya.
Tedja menjelaskan, reksa dana merupakan instrumen investasi yang cocok bagi banyak kalangan karena memiliki banyak ragam dengan tingkat risiko yang berbeda-beda, sehingga dapat disesuaikan dengan beragam profil dan kebutuhan investor.
Secara umum, reksa dana pasar uang cocok untuk profil risiko konservatif, reksa dana pendapatan tetap untuk profil risiko moderat, dan reksa dana saham untuk profil risiko agresif.
Profil risiko dan kebutuhan investasi setiap orang berbeda, dan menentukan portofolio investasi hanya dengan ikut-ikutan saja itu hal yang tidak tepat.
Jadi, saat investor lain panik, kita tidak perlu ikut-ikutan panik. Ingat, kebutuhan investasi setiap orang tidak sama.
Di tengah pandemi COVID-19, di mana sebaiknya Anda menyimpan uang Anda?
Tedja memaparkan, jika memilih memegang uang tunai memang memudahkan diri Anda jika memerlukan dana saat waktu genting. Namun, nilai uang Anda tidak dapat berkembang.
Dalam kondisi seperti ini, menempatkan uang di reksa dana yang dikelola oleh manajer investasi yang memiliki pengetahuan dan kemampuan pengelolaan investasi dapat menjadi pilihan di tengah kebingungan
"Dan yang sama pentingnya juga, sesuaikan dengan profil risiko dan kebutuhan investasi kita," katanya.
Sebagai penutup, kata dia, jika berkaca dari kondisi krisis dan kepanikan pasar di masa lalu seperti pada krisis Asia 1998 dan krisis global 2008, terlihat bahwa koreksi tajam yang terjadi di pasar finansial cenderung diikuti dengan kenaikan tajam setelahnya, dalam jangka menengah-panjang.
"Jadi, tetaplah berinvestasi sesuai profil risiko untuk mencapai tujuan investasi jangka panjang. Untuk kenyamanan, carilah manajer investasi yang memiliki platform investasi digital sehingga kita dapat berinvestasi #dirumahaja," jelasnya.
(ang/ang)