"Tak masalah pusat atau pinggir kota. Tapi pusat atau pinggiran, sebenarnya yang penting adalah akses kendaraan umum. Jadi meskipun lokasinya di pusat, kalau dia jauh dari kendaraan umum, maka dia akan menghasilkan kemacetan dan kerepotan ekstra," kata Anies kepada detikFinance, dalam wawancara khusus di Balai Kota, Jakarta, Senin (29/1/2018).
Menurutnya, pertimbangan lokasi selalu didasarkan pada kemudahan mobilitas penghuninya, seperti konsep transit oriented development (TOD). Tujuannya, menekan ongkos transportasi penerima fasilitas DP Rp 0.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau sudah mudah transportasi, lokasi bisa menjadi bervariasi. Anda tinggal, bisa jadi hitungan kilometernya dekat dengan Sudirman-Thamrin misalnya, tapi aksesnya kendaraan umunya susah setengah mati. Ya tetap saja kalau mau ke sini, anda perlu menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan sewa," tambahnya.
Salah satu penyediaan akses transportasi yang dilakukan adalah TransJakarta, yang akan membuka rute baru ke lokasi rusun DP Rp 0 di Pondok Kelapa, Jakarta Timur.
"Seperti kemarin begitu groundbreaking, TransJakarta menyiapkan rute untuk sampai ke sana," pungkas Anies.