Di balik kemegahan proyek tersebut ada sebuah fakta yang mencengangkan. Di mana, ada pemukiman warga yang berada di tengah-tengah proyek tersebut. Pemukiman itu ialah Desa Cibatu RT 11 RW 5 Cikarang.
Sekilas melintas di proyek Meikarta pemukiman itu hampir tak terlihat. Lantaran, jalan akses pemukiman itu terlihat samar karena adanya pembatas pengaman di sepanjang proyek.
Alam, Ketua RT 11 RW 5 mengatakan, sebenarnya pihak Lippo sudah mulai melakukan pembelian lahan sejak tahun 1990-an. Namun, hingga saat ini belum semua warga angkat kaki dari wilayah tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harga menjadi salah satu penyebab warga enggan pindah. Dia menjelaskan, pada tahun 2000 saja harga tanah masih murah yakni Rp 50 ribu per meter2 persegi. Harga tersebut masih bertahan sampai 2010.
Dia menerangkan, harga tanah mulai naik sejak tahun 2012. Waktu itu, harganya mencapai Rp 200 ribu per meter persegi. Kemudian, naik lagi di tahun 2014 sampai dengan Rp 500 ribu per meter persegi.
Harga tanah terus naik saat hadirnya proyek Meikarta. Posisi terakhir, kata dia, harganya hingga Rp 4 juta hingga Rp 5 juta per meter persegi.
"Dari 100 kepala keluarga (KK), sudah hampir 50% yang pindah. Sebelum Meikarta Rp 50 ribu tahun 2000, tahun 2010 saja masih segitu," kata dia.