"Baik untuk yang punya tanah, tidak baik untuk yang spekulasi tanah. Kan belum tahu pindahnya ke mana (Ibu Kota), memangnya mereka tahu?" kata Aldi saat dihubungi detikFinance, Senin (12/8/2019).
Dia mengungkapkan, membeli tanah tak sama dengan membeli barang elektronik yang memiliki garansi. Penjualan tersebut disebut akan menciptakan bubble atau gelembung di sektor properti, hal ini karena semua orang yang punya tanah di wilayah tersebut akan menaikkan harga.
Menurut dia, iklan dengan embel-embel tanah dekat dengan calon Ibu Kota baru merupakan misrepresentation of the fact. Aldi mengungkapkan, masyarakat bisa menilai sendiri terkait pembelian tanah.
"Misalnya saya bilang ke pembeli, rumah ini sebentar lagi dekat jalan tol. Terus kalau jalan tol nya nggak jadi dibangun emang bisa dituntut? Kan sifatnya Badan Pertanahan Negara (BPN) hanya mencatat transaksi," imbuh dia. (kil/ara)