Pemerintah mengakui penerapan manajemen dan pengawasan konstruksi di Indonesia masih lemah di lapangan. Padahal, kompetensi serta peran aktif personel manajemen dan pengawasan konstruksi jadi salah satu faktor penentu kesuksesan pembangunan infrastruktur.
Untuk itu, Ikatan Ahli Manajemen Proyek Indonesia (IAMPI) bekerja sama dengan Construction Management Association of Korea (CMAK) sebagai tindak lanjut nota kesepahaman antara pemerintah RI dan Korea Selatan.
Direktur Jenderal Bina Konstruksi Syarif Burhanuddin mengatakan, dengan kerja sama ini nantinya Korea akan membantu tenaga-tenaga ahli dari Indonesia dalam hal manajemen konstruksi. Dengan begitu, pengetahuan tenaga ahli manajemen proyek konstruksi di Indonesia dapat meningkat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, IAMPI dan CMAK tengah menyusun standar operasional prosedur (SOP) berupa Manual Manajemen Proyek bagi pengguna jasa serta penyedia jasa. SOP ini berlaku bagi penyedia jasa pekerjaan konstruksi maupun jasa konsultansi konstruksi (Konsultan MK dan Konsultan Pengawas).
"Manual Manajemen Proyek ini merupakan adopsi dari prosedur manajemen proyek konstruksi yang berlaku di Korea yang telah disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku di Indonesia," ujarnya.
Manual Manajemen Proyek ini diharapkan dapat memberikan perubahan positif terhadap peran tenaga manajemen konstruksi dan pengawasan sehingga dapat berkontribusi besar terhadap pembangunan infrastruktur Indonesia.
(ang/ang)