Ada New Normal, Bagaimana Nasib Bisnis Properti?

Ada New Normal, Bagaimana Nasib Bisnis Properti?

Anisa Indraini - detikFinance
Selasa, 02 Jun 2020 12:26 WIB
Gelaran Indonesia Properti Expo 2020 resmi dibuka. Pameran yang menyediakan berbagai rumah murah dan terjangkau terutama untuk kaum milenial ini diselenggarakan di Jakarta Convention Center, Jakarta. 

Indonesia Properti Expo merupakan pameran yang telah dirintis sejak tahun 1992. Pameran ini terus berkelanjutan dan berkesinambungan diadakan secara regular setiap tahunnya.
Ilustrasi/Foto: Tripa Ramadhan
Jakarta -

Pandemi virus Corona (COVID-19) menuntut semua sektor bisnis harus beradaptasi menjalani era normal yang baru alias new normal. Pelaku bisnis harus mengambil langkah-langkah yang mungkin belum pernah dilakukan sebelumnya, begitu juga dalam dunia properti.

"Dalam kondisi saat ini, semua pelaku bisnis properti dihadapkan pada sebuah tantangan untuk dapat beradaptasi mengikuti kondisi dunia yang berubah sangat cepat. Kita dipaksa untuk lebih cepat lagi menyesuaikan diri. Perubahan yang terjadi membuat sebuah kondisi normal yang tidak normal lagi atau yang biasa disebut the new normal," kata CEO Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda melalui propertyanthecity yang dikutip detikcom, Selasa (2/6/2020).

Terdapat beberapa hal yang akan terjadi dalam bisnis properti selama new normal, sebagai berikut:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Keseimbangan Pasar Baru

Riset Indonesia Property Watch mengatakan bahwa harga properti saat ini kembali ke harga di tahun 2017. Yang artinya selama beberapa tahun sampai saat ini tidak mengalami kenaikan apalagi bila diperhitungkan inflasi di dalamnya. Koreksi yang terjadi di pasar primer maupun sekunder memperlihatkan koreksi harga yang merupakan bentuk keseimbangan terhadap harga properti yang sudah over value. Kondisi yang telah terjadi sebelum pandemi ini akan terus berlanjut sampai membentuk sebuah keseimbangan baru yang membuat pasar properti lebih sehat ke depan.

ADVERTISEMENT

2. Seleksi Alam Pengembang

Konsep properti akan kembali ke demand create supply, yang artinya para pengembang harus benar-benar melakukan riset pasar sebelum meluncurkan proyek. Banyaknya proyek tanpa arahan pasar membuat bisnis properti menjadi tidak beraturan dan saling berbenturan. Proyek tanpa konsep disebut akan kehilangan pasarnya. Modal besar tanpa perhitungan pasar pun akan menjadikan proyeknya tanpa penghuni.

3. Desain Produk

Kondisi new normal akan membuat perubahan perilaku orang dalam memilih properti. Masalah keamanan saat ini tidak terbatas lagi atas hal-hal fisik seperti pencurian atau kerusuhan, namun juga keamanan dari aspek kesehatan. Proyek-proyek dengan sistem cluster akan semakin berkembang dengan feature tambahan yang lebih maju lagi. Desain sirkulasi bangunan pun akan terus berkembang dengan sistem teknologi yang memungkinkan penghuni tidak bersentuhan langsung dengan tombol-tombol elevator atau pintu masuk, dengan sistem sensor yang semakin canggih.

Tekno

Berlanjut di halaman berikutnya.

4. Kebiasaan Bekerja

Kebiasaan WFH telah membentuk pola bagi sebagian perusahaan untuk melanjutkan kebiasaan kerja di rumah. Untuk itu, hunian seperti landed houses maupun apartemen akan lebih adaptif dengan memanfaatkan ruang di propertinya untuk ruang kerja yang cukup. Konsep SOHO, WOHO, Co-Working Space, Virtual Office, Boutique Office di area sekunder akan menjadi lebih populer dibandingkan perkantoran konvensional saat ini.

Saat ini pun terus berkembang penggunaan meeting-meeting online yang membuat lebih efisien. Para pemilik gedung perkantoran harus segera mengantisipasi hal ini, karena akan berimbas pada pengurangan tingkat hunian yang sangat signifikan.

5. Pemasaran Proyek

Saluran distribusi yang masih dimungkinkan berjalan saat pandemi adalah saluran digital. Sehingga dapat dipastikan ke depan semua akan masuk ke sistem digital dan disruption technology akan semakin cepat terjadi. Startup properti akan terus berkembang dan bermunculan. Teknologi akan semakin cepat dengan proses pemasaran berbasis digital.

6. Proses Transaksi

Proses transaksi properti didorong untuk semakin berkembang ke arah digital, tidak harus bertatap muka langsung. Mulai dari pemesanan unit, pembayaran, sampai proses jual beli yang menghadirkan notaris secara online. Meski tidak cukup hanya dengan bertatap online, proses pembeliannya sangat dimungkinkan untuk berubah drastis secara online.

Ke depannya mungkin akan muncul tidak hanya sekadar prosesnya yang secara digital, namun tanda tangan pun dapat disahkan secara digital meskipun saat ini hal-hal tersebut belum diatur secara hukum.


Hide Ads