China ingin menyediakan tempat yang aman bagi masyarakat jika terjadi pandemi lagi di masa depan. Untuk itu, negara tersebut berencana membangun kota 'anti-Corona' (COVID-19).
Presiden China Xi Jinping memuji proyek tersebut sebagai standar baru di era pasca COVID-19 yang dinilai bisa ditiru oleh kota-kota di seluruh dunia. Perusahaan Spanyol, Gullart Architects telah memenangkan kompetisi untuk membangun kota tersebut di Xiong'an, provinsi Hebei, China.
Berikut 3 faktanya:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Gambaran Bangunan
Kota itu akan terdiri dari blok apartemen kayu dengan kebun sayur, rumah kaca, dan ruang kerja komunal. Tempat itu juga memanfaatkan energi terbarukan dengan desain yang bertujuan jika mengharuskan lockdown di masa depan lebih mudah.
"Kami tidak dapat terus mendesain kota dan bangunan seolah-olah tidak terjadi apa-apa," kata Mantan Kepala Arsitek untuk Kota Barcelona, Vicente Gullart.
Baca juga: AS Blokir Kapas dan Tomat dari China! |
2. Antisipasi Krisis
Dengan adanya kota baru ini China mengklaim akan lebih siap menghadapi krisis di masa depan. Pasalnya, kota tersebut memiliki ruang fleksibel dan dapat untuk menanam sayuran di atap.
"Tujuannya adalah untuk memberi hunian yang utuh saat di lockdown," ucapnya.
3. Siap Hadapi Wabah di Masa Depan
Usulan membangun kota 'anti pandemi' untuk memberikan solusi krisis yang sedang terjadi. Belajar dari pandemi COVID-19, China ingin lebih siap menghadapi segala kemungkinan yang terjadi di masa depan.
"Usulan kami bermula dari kebutuhan untuk memberikan solusi atas berbagai krisis yang sedang terjadi, guna menciptakan kehidupan perkotaan baru yang berbasis pada sirkular bioekonomi yang akan memberdayakan kota dan masyarakat," jelas Gullart.
(ara/ara)