Investasi di bidang properti kadang masih dianggap sebagai hal yang sulit dilakukan, khususnya bagi milenial atau karyawan kantoran yang tidak memiliki modal besar untuk membayar DP, cicilan bulanan, apalagi membeli secara cash.
Menanggapi hal ini, Lead Financial Trainer @QM_Financial, Ligwina Hananto mengatakan setidaknya terdapat empat alasan yang membuat seseorang perlu berinvestasi di bidang properti.
"Untuk rumah tinggal, untuk disewakan, atau misalnya bisnis yang berbasis properti, bahkan yang terakhir itu dijual demi dapat capital gain," ungkap Ligwina dalam Virtual Investalk 'Cerdas Berinvestasi di Properti Kekinian' yang ditayangkan di detikcom, Sabtu (7/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan investasi itu terdiri dari dua macam, ibarat rumah ada lantai dasar sama lantai atas. Lantai dasar itu biasanya investasi yang sifatnya akumulatif jadi sedikit demi sedikit menjadi bukit dan itu tidak bisa dilakukan dengan properti.
"Biar gimana juga properti itu butuh kantong yang udah dalem, kalau enggak kita akan bisa investasinya harus dengan utang kalau mau cicilan KPR. Maka properti itu adalah investasi yang bisa dilakukan di lantai atas, yaitu investasi yang sifatnya aset, jadi bisa generating income," imbuhnya lagi.
Agar bisa berinvestasi di bidang properti, ia yakin setiap orang memiliki struktur rezekinya masing-masing. Ada orang yang gajinya tidak besar tapi rutin ada setiap bulan atau orang yang pekerjaannya satu kali job bergaji sangat besar tapi bulan depannya belum tentu ada.
"Sehingga pada saat kita mau melakukan investasi properti, cara melakukannya itu nggak bisa sama. Cara beli itu macem-macem," katanya.
Baca juga: Sedang Menimpa Indonesia, Resesi Adalah.... |
Ia menjelaskan ada yang bisa langsung beli cash dengan pendapatan sekali job yang besar, ada pula yang harus cash bertahap, mendapat pinjaman dari orangtua, atau mencicil melalui KPR seperti yang dilakukan kebanyakan orang.
"Maka kalau banyak anak-anak muda, tidak hanya milenial, yang Gen-Z sekalipun yang usianya di bawah 30 dan terpikir ingin punya properti, beli properti itu sering dianggap menakutkan karena komitmen yang sangat besar yang harus disiapkan," ujarnya.
Ia menyarankan membeli properti itu boleh ditunda, namun jangan menunda untuk mengumpulkan DP. Sebab itu merupakan langkah pertama yang harus dilakukan jika ingin punya properti.
"Harus disengajain dengan cara 'aku nabung deh', 'aku simpen deh', 'punya target deh dalam dua tahun punya DP berapa', supaya begitu udah ada DP, ketika ketemu pengembang yang lagi bangun rumah bagus, kita pun nyambung," sambungnya lagi.
Sementara itu Executive Director PT Summarecon Agung Tbk, Albert Luhur menilai adanya pandemi yang mengharuskan banyak orang melakukan pekerjaan dari rumah membuat minat terhadap rumah semakin tinggi.
"Akhirnya kita mulai sadar rumah-rumah yang kita tinggali ada sisi-sisi yang tidak terlalu nyaman, misalnya work from home, ada gangguan, mungkin juga furnitur-furniturnya," ungkapnya.
Ia juga menjelaskan masyarakat semakin aware terhadap satu hunian yang proper untuk dihuni baik dalam segi kenyamanan, lingkungan, hingga fasilitasnya.
(mul/mpr)