Bank Indonesia (BI) melakukan survei harga properti residensial hasilnya pada kuartal IV 2020 terjadi kenaikan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) 1,43% lebih rendah dibandingkan periode kuartal sebelumnya 1,51%.
Perlambatan IHPR ini terjadi pada seluruh tipe rumah, terutama tipe rumah besar yang tercatat tumbuh 0,81% year on year, melambat dibandingkan kuartal sebelumnya 0,94%.
BI juga mencatat berdasarkan wilayah, perlambatan pertumbuhan IHPR secara tahunan terutama terjadi di Kota Bandar Lampung yang minus 1,79% kemudian diikuti Palembang sebesar 0,36%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perlambatan pertumbuhan IHPR secara kuartalan tersebut sejalan dengan melambatnya inflasi biaya tempat tinggal yang dikeluarkan oleh rumah tangga pada kuartal IV 2020," tulis laporan tersebut dikutip Selasa (16/2/2021).
Kemudian hal ini juga tercermin dari kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) sub kelompok pemeliharaan, perbaikan, dan keamanan tempat tinggal/perumahan sebesar 0,19%. Lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 0,51%.
Selanjutnya untuk penjualan properti residensial prime ini secara tahunan membaik meskipun masih mengalami penrunan. Pada kuartal IV tercatat kontraksi -20,59% membaik dibandingkan kuartal sebelumnya -30,93%.
Penurunan volume penjualan terjadi pada seluruh tipe rumah, terutama rumah tipe besar -36,65%, rumah menengah -24,13%. Sementara itu penjualan rumah tipe kecil meskipun tercatat -15,06% namun masih membaik dibandingkan -24,99% pada kuartal III 2020.
"Responden menyampaikan menurunnya penjualan properti ini karena adanya pandemi COVID-19 dan kembali diberlakukannya PSBB ketat di berbagai kota dan suku bunga KPR," jelasnya.
Survei juga menyebutkan dari data laporan bulanan bank umum rata-rata bunga KPR pada kuartal IV 2020 sebesar 8,55% sedikit menurun dibandingkan periode kuartal sebelumnya 8,63%.
Bunga ini masih dirasa cukup tinggi bagi konsumen terutama untuk rumah tipe kecil dan menengah. "Faktor lain yang dinilai masih menjadi penghambat antara lain adalah proporsi uang muka yang tinggi dalam pengajuan KPR di bank, masalah perizinan birokrasi dan kenaikan harga bahan bangunan," tulisnya.
Saksikan juga 'Mau Cicil Rumah Tapi Gaji Pas-pasan? Simak Saran Ini':