Baru-baru ini heboh tersiar kabar bahwa rumah-rumah mewah di Jakarta banyak yang dijual. Kondisi tersebut tak jauh disebabkan oleh situasi pandemi yang berdampak pada sektor perumahan, khususnya pasar sekunder.
Harga rumah di pasar sekunder mengalami tekanan lebih tinggi yaitu 50% dibandingkan pasar perumahan primer. Beberapa harga rumah bahkan dipasarkan di bawah harga pasar termasuk di wilayah-wilayah elit di Jakarta.
Lalu, apakah benar harga rumah saat ini anjlok?
CEO dan Founder Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda mengatakan, kabar mengenai anjloknya harga pasar rumah saat ini tidak sepenuhnya benar. Menurutnya, beberapa titik lokasi memang terjadi tingkat penawaran harga rumah yang terkoreksi sampai 50% dari harga pasaran setempat, tapi masih dalam skala terbatas.
"Memang terjadi koreksi harga di beberapa titik dapat mencapai 30%-50%, namun masih dalam skala terbatas, artinya tidak semua rumah dalam satu wilayah harganya jatuh sampai 50%," kata Ali dalam keterangan tertulisnya, Kamis (8/7/2021).
Lebih lanjut, berdasarkan riset dan tanggapan dari para broker, Ali mengatakan tidak semua rumah berlanjut ke transaksi. Khusus bangunan tua diperkirakannya lebih rentan terkena koreksi harga. Meski begitu, harga tersebut tak dapat dijadikan patokan koreksi harga pasar secara menyeluruh.
"Dari semua jumlah unit yang terjadi, transaksi mungkin hanya 1 atau 2 unit yang terkoreksi cukup tinggi. Jadi bila ada 1 unit rumah yang terkoreksi 50% dibandingkan puluhan rumah yang terjual selama sebulan, maka tidak menjadikan harga rumah secara rata-rata jatuh 50%," jelasnya.
Ungkapan harga rumah anjlok pun tak dapat dipastikan jika hanya terjadi di satu wilayah saja. Pihaknya mencatat, saat ini koreksi harga masih terbilang aman untuk di DKI Jakarta.
"Secara rata-rata koreksi harga yang terjadi masih aman di kisaran 2,85% untuk keseluruhan Jakarta. Jadi kita harus hati-hati memberikan pernyataan bahwa harga jatuh 50%. Jika benar seperti itu maka properti dalam kondisi bahaya. Tapi kondisi saat ini relatif masih belum ke arah sana. Meskipun terkoreksi, pasar perumahan sekunder masih aman," jelasnya.
(eds/eds)