Isu perubahan komposisi pekerjaan dan migrasi menjadi hal yang ditekankan oleh Mohammad Faisal, Direktur Eksekutif CORE Indonesia. Pandemi mengakibatkan meningkatnya pekerjaan sektor informal karena banyaknya perusahaan di sektor formal yang terpaksa merumahkan pegawainya.
Penataan ruang perlu untuk memerhatikan isu ini mengingat informalitas ketenagakerjaan memiliki kaitan yang erat dengan informal settlements (permukiman informal).
Hal ini diperparah dengan fakta bahwa bahkan sebelum pandemi, jumlah tenaga kerja di sektor manufaktur sudah menurun akibat peningkatan upah minimum yang cukup besar dan kecenderungan otomatisasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama pandemi, terjadi peningkatan pertumbuhan pendapatan dari minimarket sementara supermarket atau retail besar justru anjlok. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat potensi kegiatan ekonomi perdagangan yang dekat dengan tempat tinggal penduduk.
Isu penting terakhir yang perlu menjadi perhatian perencana adalah, karena banyak penduduk menghindari kerumunan di pusat kota, permintaan lahan di wilayah peri-urban / pinggir kota akan meningkat, sehingga harga lahan juga akan meningkat dan beresiko membuat sulit penduduk berpenghasilan rendah untuk dapat mengakses ruang untuk tempat tinggal.
Narasumber terakhir, Pitra Moeis mengingatkan pentingnya menyadari dan memahami perbedaan dampak pandemi dan tata ruang antara Pulau Jawa dan di wilayah lainnya di Indonesia. Pendekatan dan muatan perencanaan harus dirumuskan secara spesifik menyesuaikan dengan karakteristik wilayah yang akan direncanakan.
Menutup acara webinar tersebut, Budi Sadikin kembali mengingatkan pentingnya memahami pandemi melalui data dan riset serta upaya untuk flatten the curve, agar perencanaan dapat menghasilkan kebijakan yang paling tepat untuk membawa Indonesia keluar dari pandemi.
(dna/dna)