Para Pakar Kumpul di Dunia Maya Bahas Tata Ruang Kala Pandemi

Para Pakar Kumpul di Dunia Maya Bahas Tata Ruang Kala Pandemi

Tim detikcom - detikFinance
Minggu, 12 Sep 2021 15:05 WIB
Tata Kota Jakarta Terburuk?
Foto: Tata Kota Jakarta Terburuk? (M Fakhry Arrizal/detikcom)

Di Jawa Barat sendiri, terjadi penurunan jumlah pekerjaan sebanyak 700 ribu pekerjaan di hampir semua sektor kecuali pertanian, kehutanan, dan perikanan yang diiringi penurunan PDRB sebesar sekitar Rp 1520 Triliun.

Survey JPAL menunjukkan ada fenomena urban-rural temporary migration yang cukup signifikan, sebanyak 700.000 orang selama pandemi, yaitu berpindahnya penduduk dari kota ke desa untuk mencari pekerjaan akibat parahnya pandemi di kota. Kondisi ini menjadi trend baru yang perlu diantisipasi oleh perencanaan wilayah dan kota.

Sementara dari perspektif perencanaan kota, Kepala Bappeda DKI Jakarta, Nasruddin Djoko Surjono menyampaikan sejumlah penyesuaian yang harus dilakukan oleh pemerintah DKI dalam hal penganggaran dan perencanaan tata ruang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu isu penting yang dihadapi DKI saat ini adalah peningkatan jumlah anak yatim/piatu yang perlu dibantu oleh pemerintah dalam jangka panajng.

Djoko menyebut bahwa selain menghadapi pandemi, DKI juga tetap perlu tetap mengejar tujuan-tujuan pembangunan utama untuk mengantisipasi masa depan, antara lain visi DKI Jakarta untuk menjadi Pandemic-Proof City, Crisis-Resilient City, Digitally Advanced City, dan Sustainable & Livable City.

ADVERTISEMENT

Peneliti dari Digital Business Ecosystem Research Center, Dodie Tricahyono menyampaikan pentingnya memahami perubahan gaya hidup, akibat pandemi, yang dirangkum dalam istilah Megashift: Stay@Home Lifestyle (online shopping, DIY), Empathic Society, Go Virtual, Bottom of The Pyramid (contact-free, pay-later, staycation).

Perubahan gaya hidup menjadi masukan ke dalam model pertumbuhan perkotaan untuk mengetahui bagaimana dampak pandemi terhadap tata ruang.

Pandemi COVID-19 mempercepat transformasi digital yang akan menjadikan teknologi digital tidak sekedar teknologi namun juga lifestyle. Percepatan transformasi ini perlu diantisipasi dan dikawal oleh perencanaan, karena meskipun IoT dapat memberikan efisiensi dalam berbagai proses, namun tidak otomatis akan meningkatkan kualitas kehidupan.

Bersambung ke halaman selanjutnya.


Hide Ads