Pandemi membuat sektor properti saat ini sedang berada dalam tantangan, tak terkecuali bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam mengelola aset propertinya.
Indonesia Property Research Center Dimas Putra mengatakan, banyak alternatif kerja sama yang dapat dilakukan oleh perusahaan maupun anak usaha BUMN guna mengoptimalisasi asetnya. Hal ini karena BUMN memiliki potensi besar dalam hal kerja sama dengan para mitra investor dalam maupun luar negeri maupun dengan sesama perusahaan BUMN.
Namun dalam melakukan hal tersebut, Dimas menyebut, perusahaan juga harus melakukan terobosan terkait pengelolaan aset. Untuk itu, ada beberapa kegiatan yang bisa dilakukan guna menggairahkan kembali sektor properti sekaligus mengelola aset perusahaan.
"Optimalisasi aset juga akan membantu masyarakat untuk mendapatkan hunian yang terjangkau. Dikarenakan produk optimalisasi aset memiliki harga lebih murah di bawah harga hunian sekarang yang semakin tinggi akibat kelangkaan supply chain akibat COVID-19. Jika masyarakat mendapatkan hunian terjangkau di masa perekonomian yang sulit, maka ini diharapkan dapat menambah tingkat pemenuhan hunian yang selama ini belum terakomodir sebanyak 13 juta hunian dan setiap tahunnya bertambah sebanyak 1 juta hunian," kata Dimas pada keterangannya (7/11/2021).
Dimas menyebut optimalisasi aset juga akan mampu mendatangkan investor luar negeri lebih mudah dikarenakan kecenderungan investor luar negeri yang lebih nyaman bekerjasama dengan BUMN / Badan di bawah naungan negara.
Ia mendorong Menteri BUMN Erick Thohir untuk bisa mendorong aset BUMN yang tidak teroptimalisasi bisa dilakukan kerjasama dengan pihak investor dalam maupun luar negeri.
"Kami melihat investor itu butuh kepastian, dan jika bekerjasama dengan BUMN maka lebih cepat terakselerasi. Kita mendorong Pak Erick bisa melihat dengan jeli melihat aset yang tidak digunakan lagi bisa berkolaborasi dengan investor. Proyek optimalisasi adalah proyek yang dikuasai ketat dengan mengikuti prosedur yang ada sehingga kepastian pembangunan akan lebih terjaga, tidak banyak bangunan mangkrak / gagal bangun sehingga kepastian terhadap masyarakat Indonesia terhadap properti semakin meningkat. Daripada mangkrak ataupun lahan kosong begitu saya lebih baik dimaksimalkan, perekonomian bisa bertumbuh. BUMN juga tidak rugi karena lahan tetap menjadi milik negara, hanya sistem sewa dengan jangka waktu tertentu," kata Dimas.
Bersambung ke halaman selanjutnya
(hal/dna)