TOD Lagi Jadi Tren di Kota Besar, Ini Sejarah dan Pengertiannya

TOD Lagi Jadi Tren di Kota Besar, Ini Sejarah dan Pengertiannya

Aulia Damayanti - detikFinance
Minggu, 21 Nov 2021 15:30 WIB
TOD
TOD Lagi Jadi Tren di Kota Besar, Ini Sejarah dan Pengertiannya
Jakarta -

Transit Oriented Development atau TOD, belakangan menjadi konsep tata kota yang lagi ngetren di kota-kota besar. Apa sih TOD itu?

Dikutip dari Badan Pengelolaan Transportasi Jabodetabek, TOD merupakan pengembangan yang mengintegrasikan desain ruang kota untuk menyatukan orang, kegiatan, bangunan, dan ruang publik melalui konektivitas yang mudah dengan berjalan kaki ataupun bersepeda. Serta dekat dengan pelayanan angkutan umum yang sangat baik ke seluruh kota.

Kemudian, berdasarkan laman tod.org, TOD ini merupakan perencanaan kota untuk mengedepankan aktivitas dengan berjalan kaki. Karena dengan TOD ini banyak tempat publik, transportasi umum hingga perkantoran yang terintegrasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Singkatnya, TOD adalah kawasan yang akan dibangun penuh dengan integrasi agar memudahkan pergerakan masyarakat. Integrasi itu mulai dari pelayanan publik, misal transportasi, tempat umum, pusat perbelanjaan, hingga hadirnya hunian.

Pergerakan masyarakat sendiri di kawasan TOD nantinya diharapkan hanya dengan berjalan kaki atau bersepeda. Intinya mengutamakan keramahan lingkungan.

ADVERTISEMENT

Dengan konsep integrasi dan mengutamakan kegiatan yang ramah lingkungan, hal ini disebut akan berpengaruh dalam perubahan iklim. Dengan banyak orang yang jalan kaki, sangat mengurangi kendaraan pribadi yang memiliki konsumsi energi yang tinggi.

Lantas, sejak kapan TOD ini hadir?

Mengutip laman West Woodps, hype konsep kawasan TOD ini, pernah hadir pada 1891. Saat itu namanya Twin Cities, Twin Cities Rapid Transit (TCRT). Konsep itu dikembangkan oleh seorang ahli Thomas Lowry. Konsep itu memang mengutamakan sistem transit dalam suatu perkembangan real estate.

Saat itu Lowry mengembangkan TCRT di di St. Louis Park dan Columbia Heights. Hingga akhirnya dia dan rekan-rekannya menyebut sebagai transit berorientasi pembangunan, atau pembuatan jalur transit di daerah tertentu untuk mendorong pengembangan real estat

Kemudian, berjalannya waktu TOD dikembangkan lagi pada awal 1990an oleh arsitek bernama Peter Calthorpe. Konsepnya memusatkan aktivitas masyarakat di fasilitas transit.

Konsep itu juga memadukan properti komersial dan residensial dalam jarak yang dekat. Sehingga orang akan lebih banyak ke halte berjalan kaki, hingga ruang publik yang terbuka juga akan hadir.

Di Indonesia sendiri beberapa tahun belakangan baru mulai menggalangkan konsep kawasan TOD. Hal itu sejalan dengan banyak bermunculannya infrastruktur seperti LRT hingga MRT di berbagai kota besar.

Belum lagi pemerintah memang mendorong Tanah Air ini untuk mengurangi emisi karbon ke depannya. Jadi, konsep ramah lingkungan menjadi hal yang utama dalam konsep TOD untuk mengurangi polusi udara di Indonesia.

(fdl/dna)

Hide Ads