Tahun ini tiga rumah lelang terbesar di dunia berhasil mencapai rekor penjualan sebesar US$ 15 miliar atau setara dengan Rp 214,5 triliun (kurs Rp 14.300/dolar AS). Rekor penjualan ini dapat terjadi berkat munculnya para orang kaya baru (OKB) yang masih muda.
Melansir dari CNBC, Selasa (21/12/2021), berdasarkan catatan dari tiga rumah lelang ini, para OKB muda ini dapat 'bermunculan' berkat adanya lonjakan kekayaan global selama pandemi, terutama di Asia.
"Ada semakin banyak kolektor dan sejumlah besar kekayaan yang dihasilkan selama setahun terakhir di Asia," kata CEO rumah lelang Christie's, Guillaume Cerutti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lonjakan kekayaan global ini sendiri dapat terjadi karena adanya stimulus pemerintah, pelonggaran bank sentral, melonjaknya harga aset, dan rebound permintaan konsumen yang menciptakan gelombang besar likuiditas bagi sejumlah orang.
Selain itu ledakan investasi kripto dan perdagangan saham online juga melahirkan generasi baru kolektor muda yang mulai membeli segala sesuatu mulai dari seni dan mobil klasik hingga barang mewah, anggur, jam tangan, dan berlian secara online.
Tentu hal ini membawa berkah bagi rumah-rumah lelang yang menawarkan jasa lelang online untuk berbagai macam produk.
Hal ini nampak dari hasil laporan penjualan rumah lelang Christie's yang mencapai US$ 7,1 miliar atau setara dengan Rp 101,53 triliun untuk tahun 2021. Total penjualannya tahun ini merupakan yang tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Selain itu ada juga rumah lelang Sotheby yang sebelumnya melaporkan hasil total penjualan mereka sebesar US$ 7,3 miliar atau setara dengan Rp 104,39 triliun. Pendapatannya kali ini merupakan penampilan terbaiknya dalam 277 tahun sejarah perusahaan.
Sedangkan di sisi lain ada rumah lelang Phillips yang mengatakan bahwa penjualannya naik menjadi US$ 1,2 miliar atau setara dengan 17,16 triliun tahun ini, yang juga merupakan rekor perusahaan.
"Setiap kategori memiliki kinerja yang lebih baik (tahun ini)," kata Cerutti.
(zlf/zlf)