Krisis 1998 menjadi pengalaman yang tak terlupakan, termasuk oleh pengusaha properti asal Indonesia, Iwan Sunito yang sukses menancapkan kukunya di Australia melalui bendera Crown Group.
Perusahaan berkali-kali menghadapi ujian, mulai dari hantaman krisis Asia (1998), resesi properti negara bagian New South Wales (2004), dan krisis keuangan global (2008). Menurut Iwan itu merupakan ombak besar yang siap menggulung Crown pada saat itu.
"Saat ini saya bisa tersenyum setiap teringat hantaman krisis tersebut, meskipun pada saat terjadi, yah... panas dingin juga rasanya, ha... ha... ha... Namun pada akhirnya, kami mampu bertahan, dan adalah kekuatan mimpi yang membuat kami bertahan," kata Iwan dikutip detikcom, Rabu (13/4/2022).
Berbekal dari apa yang dialaminya serta berkaca dari perjalanan orang-orang besar, dia meyakini tak ada mimpi hebat tanpa kerikil.
"Akan selalu ada hambatan. Tetapi, percayalah bahwa mimpi kita yang akan membuat kita tetap berjalan maju ke depan. Mimpi kita yang akan membuat kita tetap fokus. Mimpi kita pulalah yang membuat semua yang kita kerjakan menjadi berarti. Please remember, nothing great comes easy. Only your dream will keep you going till you reach you goal," bebernya.
Dia bercerita bahwa Crown Group tumbuh dari dasar. Bahkan nilai proyek awalnya pada 1996 hanya sebesar Rp 280 miliar. Iwan mengaku tak terpikir dan terbayang perusahaannya bisa bertumbuh secara eksponensial jika membandingkan capaian sekarang dengan kondisi dua dekade sebelumnya.
Menengok kembali ke belakang, Iwan mengungkap bahwa dirinya tidak pernah memimpikan berada di posisi saat ini.
Saat menghabiskan masa kecilnya di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, dia sama sekali belum memiliki mimpi apa-apa. Bahkan mengerti apa itu mimpi pun tidak. Begitu pun ketika masa remajanya dilakoni di Surabaya.
"Hanya satu yang saya ketahui, saya suka menggambar. Dan kecintaan saya akan mengambarlah yang menuntun saya menemukan mimpi. Mimpi yang sesuai dengan passion saya. Mimpi untuk membuat bangunan yang lebih baik, lebih cantik, bahkan menjadi tengara baru di area sekitarnya," terangnya.
Tentu bukan pekerjaan mudah bagi dirinya membawa Crown Group hingga menapak ke posisi sekarang sebagai salah satu pengembang swasta terbesar di Australia.
Dibutuhkan persistensi, konsistensi, dan perseverance (daya tahan) untuk mengatasi hambatan yang ada. Namun itu semua muncul karena Crown Group sendiri punya mimpi untuk membuat hal-hal besar dan hebat.
"Jadi, setelah 25 tahun berkarya dan melihat perkembangan Crown Group, pada akhirnya, saya meyakini betul kekuatan mimpi," sebut Iwan.
Lanjut di halaman berikutnya.
Simak Video "Start Bisnis Properti Modal UMR"
[Gambas:Video 20detik]