Ketimpangan antara kepemilikan dan ketersediaan rumah di Indonesia masih jadi pekerjaan rumah yang besar bagi pemerintah. Berdasarkan data Pusat Pengendalian dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP), hingga tahun 2015 tercatat setidaknya anggka backlog perumahan mencapai 11,4 juta.
Backlog adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan ketimpangan antara ketersediaan rumah dengan kebutuhan rumah itu sendiri. Sederhananya, backlog menggambarkan angka jumlah rumah tangga yang belum memiliki rumah.
Berangkat dari data tersebut, pemerintah lewat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sejak 2014 atau sejak periode pertama Joko Widodo (Jokowi) menjabat sebagai presiden, program penyediaan rumah mulai dikebut lewat program yang dikenal dengan nama Sejuta Rumah.
Salah satu realisasinya adalah proyek perumahan subsidi Villa Kencana di Cikarang yang diresmikan Jokowi pada tahun 2017. Perumahan tersebut merupakan bagian dari program Sejuta Rumah yang disediakan pemerintah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Lokasinya berada di Jalan Raya Pulo Sirih No. 84, Sukajadi, Sukakarya, Kabupaten Bekasi.
Namun ada yang janggal dari program penyediaan rumah ini. Hasil penelusuran detikcom Kamis (23/6/2022) kemarin, tampak jajaran rumah murah tak berpenghuni dan tak terawat. Di Blok H misalnya, banyak rumah yang kondisinya sudah rusak dan tak terurus, bahkan ada juga yang tertutup tanaman liar.
Hal itu juga dibenarkan oleh salah satu warga di sana. Ia mengungkap bahwa banyak orang hanya sekedar membeli saja, karena waktu itu dijual dengan harga murah.
"Banyak yang kosong, karena banyak yang nggak ditinggalin. Mungkin setahu saya, mereka cuma sekedar beli. Kan pas awal harganya murah tuh," ungkap warga yang enggan menyebutkan namanya itu, Kamis (23/6/2022).
Lantas, apa yang salah dengan program pemerintah tersebut hingga membuat rumah-rumah yang sudah dibangun justru kosong tak berpenghuni?
Temukan jawabannya di artikel selanjutnya.
(dna/dna)