Bunga Tinggi Bikin Sulit
Sri Mulyani juga mengungkapkan jika suku bunga tinggi juga bisa menjadi ancaman untuk masyarakat yang ingin membeli rumah.
"Untuk membeli rumah 15 tahun mencicil di awal berat, suku bunga dulu, principal-nya di belakang. Itu karena dengan harga rumah tersebut dan interest rate sekarang harus diwaspadai karena cenderung naik dengan inflasi tinggi," kata dia.
Dia mengungkapkan, kondisi ini dikhawatirkan bisa membuat masyarakat semakin sulit memiliki rumah. "Maka masyarakat akan makin sulit untuk membeli rumah," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Celios Bhima Yudhistira mengungkapkan tingginya inflasi akan berdampak ke potensi kenaikan bunga acuan Bank Indonesia (BI). Dengan naiknya bunga acuan, maka bunga KPR juga akan terkerek.
"Kenaikan bunga KPR khususnya bunga floøating akan menjadi pertimbangan debitur untuk membeli rumah," jelas dia.
Dalam publikasi SHPR yang diterbitkan oleh BI, suku bunga KPR di perbankan Indonesia sejak akhir 2020 turun, tapi tak sampai 1%. Bunga KPR akhir 2020 dan awal 2021 di kisaran 8,5%, periode akhir 2021 8,2%, dan periode Maret 8,11%.
Masih tingginya bunga KPR menjadi penyebab terbatasnya penjualan rumah di Indonesia. Sekitar 11,7% responden menyatakan bunga KPR jadi penyebab enggan membeli rumah.
(kil/ara)