Segini Mahalnya Harga Rumah yang Bikin Banyak Orang Tinggal Bareng Mertua

Segini Mahalnya Harga Rumah yang Bikin Banyak Orang Tinggal Bareng Mertua

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 06 Jul 2022 18:00 WIB
Hispanic Couple Viewing Potential New Home
Segini Mahalnya Harga Rumah yang Bikin Masyarakat Tinggal Bareng Mertua/Foto: Istock
Jakarta -

Harga rumah di Indonesia makin mahal setiap tahun. Semakin banyak orang yang tidak mampu menjangkaunya sehingga harus tinggal bersama mertua setelah menikah.

"Untuk yang berumah tangga artinya membutuhkan rumah, tapi mereka tidak punya purchasing power, harga rumah tinggi, sehingga mereka enak tinggal di rumah mertua atau menyewa," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam webinar, Rabu (6/7/2022).

Pemerintah berupaya memberikan kemudahan untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) agar bisa memiliki rumah, mulai dari subsidi selisih bunga sampai FLPP.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Harga Rumah Semakin Mahal

Dikutip dari Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia (BI), harga di pasar primer kuartal I-2022 tercatat 1,77% atau lebih tinggi dari periode kuartal sebelumnya 1,47%. Properti residensial adalah properti yang digunakan untuk hunian atau tempat tinggal seperti rumah atau perumahan, rumah susun, sampai apartemen.

Kenaikan indeks harga properti residensial (IHPR) terjadi pada seluruh tipe rumah yaitu tipe kecil 2,01% dibandingkan periode kuartal sebelumnya 1,99%, tipe menengah tercatat 2,18% dibanding kuartal sebelumnya 1,48% dan tipe besar 1,11% dibanding sebelumnya 0,93%.

ADVERTISEMENT

Peningkatan pertumbuhan IHPR kuartal I-2022 didorong oleh penyesuaian harga yang dilakukan oleh developer sejak awal tahun 2022 dengan berlakunya insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) 1 namun besarnya dikurangi secara terukur (tapering) dibandingkan tahun 2021.

Dikutip dari laman btnproperti.co.id, harga rumah susun nonsubsidi di Tanjung Barat, Jakarta Selatan mencapai Rp 700 juta. Kemudian harga rumah komersil di Kabupaten Bogor mulai dari Rp 500 jutaan. Lalu rumah nonsubsidi di Depok mulai dari Rp 400 jutaan.

Selanjutnya rumah di Kota Tangerang mulai dari Rp 500 jutaan. Sedangkan Tangerang Selatan mulai dari Rp 370 jutaan.

Bunga KPR tinggi bikin sulit punya rumah. Cek halaman berikutnya.

Bunga Tinggi Bikin Sulit

Sri Mulyani juga mengungkapkan jika suku bunga tinggi juga bisa menjadi ancaman untuk masyarakat yang ingin membeli rumah.

"Untuk membeli rumah 15 tahun mencicil di awal berat, suku bunga dulu, principal-nya di belakang. Itu karena dengan harga rumah tersebut dan interest rate sekarang harus diwaspadai karena cenderung naik dengan inflasi tinggi," kata dia.

Dia mengungkapkan, kondisi ini dikhawatirkan bisa membuat masyarakat semakin sulit memiliki rumah. "Maka masyarakat akan makin sulit untuk membeli rumah," jelasnya.

Direktur Celios Bhima Yudhistira mengungkapkan tingginya inflasi akan berdampak ke potensi kenaikan bunga acuan Bank Indonesia (BI). Dengan naiknya bunga acuan, maka bunga KPR juga akan terkerek.

"Kenaikan bunga KPR khususnya bunga floøating akan menjadi pertimbangan debitur untuk membeli rumah," jelas dia.

Dalam publikasi SHPR yang diterbitkan oleh BI, suku bunga KPR di perbankan Indonesia sejak akhir 2020 turun, tapi tak sampai 1%. Bunga KPR akhir 2020 dan awal 2021 di kisaran 8,5%, periode akhir 2021 8,2%, dan periode Maret 8,11%.

Masih tingginya bunga KPR menjadi penyebab terbatasnya penjualan rumah di Indonesia. Sekitar 11,7% responden menyatakan bunga KPR jadi penyebab enggan membeli rumah.


Hide Ads