Bos Perumnas Blak-blakan Kondisi Keuangan Perusahaan Menurun

Bos Perumnas Blak-blakan Kondisi Keuangan Perusahaan Menurun

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Selasa, 15 Nov 2022 17:50 WIB
Pameran Perumahan Rakyat 2016 digelar di Gedung Smesco, Jakarta Selatan, Jumat (11/11). Perumnas turut memeriahkan pameran tersebut.
Ilustrasi Perumnas/Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Direktur Utama Perumnas Budi Saddewa Soediro memaparkan kondisi keuangan BUMN perumahan itu selama masa pandemi COVID-19. Bagaimana kondisinya?

"Kondisi keuangan saat ini menurun karena profitabilitasnya menurun, juga penjualan menurun, dan arus kas operasi selalu negatif, serta rasio-rasio keuangan yang sudah melebihi covenant yang ditetapkan oleh perbankan," kata Budi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, dikutip melalui kanal Youtube Komisi VI DPR RI, Selasa (15/11/2022).

Di sisi lain, Budi mengatakan, Perumnas memiliki persediaan rumah yang cukup banyak di antaranya rumah siap huni (RSH) 8.710 unit dalam berbagai kondisi yang sudah rusak dan harus diperbaiki, lalu rumah dalam pembangunan (RDP) 8.997 unit, serta kavling siap bangun (KSV) sekitar 47.895 unit yang belum bisa dieksekusi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan PMN ini diharapkan kondisi keuangan Perumnas akan menjadi lebih sehat, rasio-rasio keuangan akan membaik, Kemudian covenant-nya akan kami bisa penuhi, sehingga kami bisa mengakses sumber-sumber pendanaan lebih baik," jelasnya.

Budi pun membeberkan hasil proyeksinya dari pengembangan atau rencana pembangunan yang akan dilakukan dari 2022 sampai dengan 2026. Dalam kinerja keuangan Perumnas, yang diharapkan akan membaik hingga hampir mencapai Rp 9 triliun.

ADVERTISEMENT

Di mana dari segi aset harapannya, akan ada peningkatan dari Rp 1,4 triliun di 2022 menjadi Rp 2,8 triliun pada 2026. Demikian pula dengan liabilitas yang akan turun dari Rp 8 triliun menjadi Rp 5,8 triliun di 2026.

Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung klik

Simak juga Video: Mario Gultom, Wujudkan Kedai Kopi Ramah Difabel

[Gambas:Video 20detik]



Budi juga menunjukkan diagram berisi proyeksi laba rugi Perumnas dari 2022 hingga 2026. Pada tahun ini, laba bersih atau net profit sebesar -46% dengan laba sebesar Rp -447 miliar dan penjualan di Rp 1,02 miliar. Begitu pula di 2023 yang profit bersihnya masih berada pada besaran -10%.

"Kami sejak tahun 2020 sampai dengan 2023 ini memang masih mengalami kerugian. Dengan PMN ini diharapkan tahun 2024 sudah mengalami keuntungan dan di tahun 2026 diharapkan sudah mendapatkan laba hampir Rp 1 triliun di tahun 2026 atau setara net profit 19%," kata Budi.

Kemudian Budi juga menyoroti angka Debt to Equity Ratio (DER) atau rasio keuangan yang membandingkan jumlah hutang dengan ekuitas. Harapannya setelah adanya PMN, DER akan menjadi 3,7 di tahun ini.

"DER kami ini setelah dapat PMN nanti di akhir tahun ini maka akan menjadi 3,7, saat ini 59 kali DER kami. Jadi sangat sulit untuk mengakses sumber-sumber pendanaan dari perbankan maupun lembaga keuangan. Dengan adanya PMN di akhir tahun ini, DER kami akan menjadi 3,7 dan di tahun 2026 nanti akan menjadi 0,8. Jadi kami sudah sehat," jelasnya.


Hide Ads