Industri Properti Diramal Cerah 2023, Bogor dan Depok Jadi Lokasi Moncer

Industri Properti Diramal Cerah 2023, Bogor dan Depok Jadi Lokasi Moncer

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Kamis, 19 Jan 2023 13:11 WIB
Beli rumah pakai FLPP
Foto: Tim Infografis, Luthfy Syahban
Jakarta -

99 Group meramal industri properti RI akan cerah di 2023. Hal ini terlihat dari penguatan perekonomian Indonesia hingga tren peningkatan suplai dan demand di 2022.

Chief Executive Officer (CEO) of 99 Group Indonesia, Wasudewan mengatakan, tren suplai di 2022 tercatat sebesar 30,1%. Tidak hanya itu, Indeks Harga Properti juga meningkat walau tidak terlalu signifikan hingga 2,4% di tahun lalu.

"Penguatan makro ekonomi di 2022 dan penguatan infrastruktur berdampak pada tren positif untuk harga, suplai, dan demand. Kita sangat optimis untuk 2023. Kita berharap yang terlibat di industri ini punya semangat yang sama untuk memberikan kontribusi ke ekonomi Indonesia," katanya, dalam pemaparannya di acara 99 Group Property Outlook 2023, Kamis (19/01/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk di kawasan Jabodetabek, Wasudewan melihat, pertumbuhan harga properti didominasi di Kota Depok dan Bogor. Ia memperkirakan, salah satu alasannya ialah karena ketersediaan lahannya yang masih cukup banyak. Bogor naik 6,6% sedangkan Depok naik 4,7%.

"Depok dan Bogor menjadi dua area yang potensial bagi pengembangan properti ke depannya," ujar Wasudewan.

ADVERTISEMENT

Selanjutnya untuk di luar Jabodetabek, peningkatan tertinggi terjadi di Kota Semarang sebanyak 4,8%. Sementara untuk di luar Pulau Jawa, tertingginya di Kota Medan, mencapai 3,2%.

"Semarang, Jogja, Surabaya, yang harganya relatif naik walaupun nggak signifikan. Kemudian kota di luar Pulau Jawa ada Medan dan Makassar, kota terbesar ketiga dan keempat setelah Jakarta dan Surabaya. Dan Denpasar mungkin masih terkoreksi akibat COVID-19," ujarnya.

Lebih lanjut Wasudewan menyebutkan 5 kota dengan pencarian properti paling tinggi di 2022, antara lain Banten, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Bandung, dan Jakarta Utara.

Lihat juga video 'Bisnis F&B Hingga Properti Pontesial Cuan di 2023':

[Gambas:Video 20detik]



Bersambung ke halaman selanjutnya.

Sementara untuk 5 daerah dengan pertumbuhan pencarian tertinggi antara lain ada Bali, Jawa Barat, Medan, Tangerang Selatan, dan Bekasi. Rumah tapak masih menjadi yang paling digemari, dengan pencarian mencapai 80%.

"Trennya belum tentu sama dengan media lain, platform lain. Berbanding lurus dengan suplai listing. Semakin banyak listing semakin ramai pilihan propertinya," tegasnya.

Sementara itu, Direktur Rumah Umum dan Komersial Kementerian PUPR, Fitrah Nur menyampaikan, pertumbuhan ekonomi RI sangat berdampak terhadap perkembangan industri properti, meski sumbangsih properti ke Produk Domestik Bruto (PDB) RI hanya di 3% di 2022 kemarin.

Dalam hal ini, ia mengatakan, pembangunan suatu perumahan akan menggerakkan sekitar 174 sektor turunan lainnya. Sehingga, tentunya properti akan sangat mendorong perekonomian di daerah tersebut, khususnya sektor padat karya.

"Mau tidak mau itu akan bergerak perekonomian suatu daerah. Apalagi itu padat karya dan TKDN-nya sekitar 90%. Kecuali rumah-rumah mewah yang ada aksesori dari luar negeri, tapi secara umum rumah TKDN-nya 90%," terang Fitrah.

Di sisi lain, menurutnya, salah satu tantangan besarnya ialah tidak semua daerah dapat memanfatakan hal tersebut. Salah satu halangannya yakni menyangkut regulasi yang mengikat di kawasan tersebut.

"Tapi masalahnya tidak semua Pemda bisa memanfatakan ini karena keterbatasam peraturan. Tapi yang jelas kalau mereka bisa memanfaatkan properti, kita tahu dari data statsistik, kami pernah hitung, untuk perumahan itu yang bisa menggerakkan 174 sektor ke hal-hal yang sangat kecil," ujarnya.


Hide Ads