Bakrie dan Rothschild Perang Dingin

Bakrie dan Rothschild Perang Dingin

- detikFinance
Kamis, 10 Nov 2011 17:32 WIB
Jakarta - Kongsi Grup Bakrie dengan Nathaniel Philip Rothschild di Bumi Plc mulai retak. Secara diam-diam, Rothschild melancarkan serangan untuk menguasai saham mayoritas di Bumi Plc, Grup Bakrie pun siap melawan.

Kedua grup raksasa ini mulai perang dingin sejak pihak Rothschild berniat menguasai lebih banyak saham lagi di Bumi Plc yang sebelumnya bernama Vallar Plc ini.

Kerjasama keduanya terjadi pada awal tahun ini, transaksinya lebih dikenal dengan tukar guling saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) melepaskan 5,2 miliar (25%) saham BUMI di harga Rp 2.500 per saham, senilai Rp 13 triliun kepada Vallar Plc. Vallar barter dengan 90,1 juta saham baru Vallar seharga GBP 10 per saham kepada BNBR. Kala itu, BNBR menguasai 43% saham Vallar Plc, sedangkan Vallar Plc memiliki 25% saham BUMI.

Tak lama setelah transaksi tersebut, Vallar Plc berganti nama menjadi Bumi Plc. Kala itu, keduanya masih mesra di Bumi Plc dan bahkan sempat menambah kepemilikan sahamnya di BUMI sebanyak 3,3% menjadi 32,1%.

Bumi Plc menukar 11,73 juta sahamnya dengan saham BUMI sebanyak 676,65 juta saham milik BNBR. Penambahan saham di BUMI secara bertahap itu diumumkan di keterbukaan informasi bursa London.

Waktu pun terus berjalan, niatan Bumi Plc menambah saham semakin mulus. Kini giliran saham PT Bumi Resources Mineral Tbk (BRMS) yang akan dilego. Nilainya mencapai Rp 17,52 triliun.

Jika transaksi tersebut terlaksana, maka Bumi Plc akan menguasai 75,1% saham di BRMS. Bumi Plc pun sudah siap untuk menerbitkan convertible bonds (CB) sebagai alat pembayaran.

Nilai dari surat utang itu sendiri diperkirakan US$ 2 miliar atau setara Rp 17 triliun jika memakai kurs Rp 8.500 per dolar AS. Surat utang itu juga bisa dikonversikan menjadi sebanyak-banyaknya 107,70 juta saham Bumi Plc.

Setelah melalui titik ini, Rothschild mulai melancarkan serangannya untuk merebut Bumi Plc dari Grup Bakrie. Pria yang biasa disapa Nat itu mulai menyebar isu mengenai potensi gagal bayar alias default BNBR akibat krisis Eropa.

Dengan menyalahkan krisis Eropa, harga saham Bumi Plc di bursa London terus tergerus sehingga berpengaruh pada nilai saham yang sedang dijadikan jaminan atas pinjaman ke Credit Suisse.

Emiten berkode BNBR itu pun mengambil langkah-langkah yang diperlukan, antara lain mengupayakan fasilitas pinjaman baru yang kini tengah difinalisasi.

Sejak Agutus 2011 hingga sekarang ini harga saham Bumi Plc memang terus tergerus hingga lebih dari 30%. Ini membuat BNBR terpaksa menyerahkan tambahan saham Bumi Plc untuk top up.

Saat inilah, Rothschild mulai mengintensifkan rencananya untuk mengambil alih Bumi Plc dari Grup Bakrie. Dikabarkan kalau Nat mengincar kursi Direktur Utama Bumi Plc dari tangan BNBR.

"Waktu saham Bumi (Plc) turun, dia (Rothschild) punya trigger untuk masuk. Dia punya partner yang masih afiliasinya untuk masuk sehingga bisa punya kendali," kata salah satu eksekutif di grup Bakrie ketika dihubungi detikFinance, Kamis (10/11/2011).

Grup Bakrie ternyata mengetahui rencana ini dan segera melakukan perlawanan, dengan cara membatalkan rencana divestasi 75% saham BMRS. Waktu itu, Grup Bakrie beralasan kondisi pasar masih belum kondusif.

"Ternyata rencananya (Rothschild) sama sekali enggak berhasil, akhirnya dia marah karena enggak terima," ungkapnya.

Akhirnya, Grup Bakrie memilih menjual sekitar 23,8% sahamnya di Bumi Plc kepada PT Borneo Lumbung Energy Tbk (BORN). Nilai transaksinya mencapai US$ 1 miliar atau sekitar Rp 8,5 triliun.

Setelah transaksi tersebut rampung, maka Grup Bakrie bersama Borneo akan menguasai 47,6 persen saham di Bumi Plc. Kembali, Rothschild mencoba berbagai cara untuk menggagalkan rencana ini supaya niatan menguasai Bumi Plc makin mulus.

Nat yang memiliki 11% saham di Bumi Plc itu mengkritik ketika BUMI membayar utang ke China Investment Corporation (CIC) sebesar US$ 600 juta atau sekitar Rp 5,1 triliun.

Aksi protes itu dianggap sebagai salah satu rencana kudeta Bumi Plc yang baru oleh Rothschild. Tujuan utama dari protesnya ini adalah supaya kerjasama BNBR dan BORN batal terlaksana.

"Dia ini ingin menghancurkan deal antara Bakrie dengan Borneo. Kalau transaksinya batal, nanti dia (Rothschild) baru masuk," katanya.
(ang/qom)

Hide Ads