RI Bakal 'Swasembada' BBM Tahun 2023, Ini Tahapannya

RI Bakal 'Swasembada' BBM Tahun 2023, Ini Tahapannya

Michael Agustinus - detikFinance
Kamis, 09 Jun 2016 14:33 WIB
Foto: Grandyos Zafna
Balikpapan - PT Pertamina (Persero) memperkirakan, Indonesia akan terbebas dari ketergantungan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) pada 2023 berkat modifikasi kilang Cilacap, Balikpapan, Balongan, dan Dumai, serta pembangunan kilang baru di Tuban dan Bontang.

"2023 era mandiri pasokan BBM betul-betul akan terjadi, kita tidak perlu lagi impor BBM. Kalau produksi BBM berlebih, kita pertimbangkan untuk ekspor ke kawasan ASEAN," kata Direktur Pengolahan Pertamina, Rachmad Hardadi, saat ditemui di Kilang Minyak Balikpapan, Kamis (9/6/2016).

Dia menjelaskan, proses menuju 'swasembada' BBM ini dimulai dengan proyek RFCC Cilacap dan pengoperasian kilang TPPI pada 2015 lalu, sehingga kapasitas kilang minyak Indonesia saat ini 1 juta barel per hari (bph).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Seluruh infrastruktur saat ini punya kemampuan mengolah 1 juta barel crude (minyak mentah) per hari, kami bisa operasikan 900.000 barel crude per hari," ucap Rachmad.

Kemudian, proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan tahap pertama akan ground breaking pada 2017 dan selesai 2019. RDMP Balikpapan akan menambah kapasitas sebesar 100.000 bph, sehingga total kapasitas kilang di Indonesia menjadi 1,1 juta bph.

Lalu, proyek Grass Root Refinery (GRR) Tuban berkapasitas 300.000 bph yang dikerjakan Pertamina bersama raksasa migas asal Rusia, Rosneft, dimulai pada 2018 akan selesai di 2022 sehingga total kapasitas semua kilang menjadi 1,4 juta bph.

Setelah itu, ditambah lagi dengan RDMP Refinery Unit (RU) Cilacap yang dikerjakan Pertamina bersama Saudi Aramco, total kapasitas kilang meningkat lagi menjadi 1,42 juta bph pada tahun 2022.

Kapasitas produksi akan bertambah lagi dengan selesainya RDMP Dumai dan Balongan, lalu GRR Bontang yang berkapasitas 300.000 bph, maka total kapasitas kilang menjadi 2 juta bph pada 2023.

"Akhir 2023 (kapasitas kilang) mencapai 2 juta bph, konsumsi masyarakat juga 2 juta bph," papar Rachmad.

Tapi, konsumsi BBM di Indonesia akan terus meningkat hingga 2,6 juta bph pada 2030. Maka, perlu pembangunan 2 kilang baru berkapasitas 300.000 bph agar Indonesia tak impor BBM lagi.

Saat ini, Pertamina belum memutuskan lokasi untuk tambahan 2 kilang lagi. Beberapa lokasi sudah dijajaki, misalnya Arun dan Sumbawa.

"2030 kebutuhan kita meningkat sampai 2,6 juta bph, maka perlu tambahan 2 kilang baru lagi. 2025-2030 akan ada 2 kilang baru lagi, tapi belum diputuskan di mana, pertimbangannya banyak. Ada permintaan kuat di Indonesia Timur, di Sumbawa, juga di Arun," tutupnya. (drk/drk)

Hide Ads