Lantas, kenapa pengelola ritel kerap memberlakukan gesek ganda pada kartu debit atau kredit dalam pembayarannya?
Menurut Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO), Budihardjo Iduansjah, penggesekan kartu debit atau kredit pada mesin kasir dilakukan untuk mengetahui informasi perilaku belanja pelanggannya, seperti terkait produk yang dibelinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diungkapkannya, data yang masuk di mesin kasir tersebut bukan data yang sifatnya terbatas dan kecil kemungkinan disalahgunakan. Selain itu, data tersebut juga langsung terhubung ke kantor pusat, dan tak sembarangan orang bisa mengaksesnya.
"Data itu langsung ke kantor pusat, bukan kasir gesek terus dia tahu. Kasirnya sendiri enggak bakal tahu. Selain itu juga, data yang kita tahu juga sangat sedikit, seperti nomor kartu dan jenis produk belanjanya apa. Data yang masuk di ritel sangat sedikit," terang Budihardjo.
"Kalau kemudian ada berita data yang bocor itu kan kemungkinan ada di perbankan, datanya lengkap. Kalau di kita datanya enggak lengkap, cuma bisa dipakai di ritel saja karena informasinya sangat terbatas. Ada gesek kartu kredit ke mesin kasir, kita sendiri enggak tahu (handphone) nomornya siapa," tambahnya.
Lanjut dia, data yang masuk di sistem kasir tersebut langsung dikirim ke kantor pusat. Pihaknya tak memungkiri jika ada karyawan di ritel yang bisa membocorkan data pelanggan tersebut.
"Yang bisa keluarkan itu hanya di pegawai level operasi yang bertanggung jawab. Kalau memang ada kebocoran kita enggak bisa pungkiri, sama seperti ada karyawan kita yang bawa pulang pulpen dari kantor kita juga enggak tahu. Tapi data di ritel terbatas, kalau ada data-data yang kemudian disalahgunakan itu bukan dari ritel, data yang lengkap itu kan dari bank," ujar Budiardjo.