Kepala Pusat Karantina Ikan BKIPM KKP, Riza Priyatna mengatakan, perilaku ini masih marak terjadi lantaran nelayan diiming-imingi harga benih lobster yang tinggi untuk dibeli.
"Harga benih lobster itu menggiurkan. Pada musim-musim tertentu, banjir-banjirnya lobster bertelur. Ini dimanfaatkan oleh para pelaku untuk mencari keuntungan pribadi mereka. Di sini terjadi adanya sindikasi," katanya dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Senin (9/10/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Salah satunya modus-modus ini saat tercium, keinginan untuk dapat uang cepat itu tergiurkan oleh nelayan," ucapnya.
Modus operandi penyelundupan juga berubah-ubah setiap tahunnya. Tidak semua melalui jalur entry point seperti bandara dan pelabuhan, yang bisa menggagalkan upaya penyelundupan ini. Namun bisa juga dengan mengelabui petugas atau justru berteman dengan petugas pemeriksa di bandara.
"Kenapa bisa sampai ke gudang-gudang? Ini salah satu cara mereka bisa mengelabui petugas. Mereka juga sampai sewa rumah buat jadi gudang penyelundupan untuk kasih oksigen ke benih-benih lobster ini. Bahkan modus terakhir yang kami ketahui, karena gudang-gudang sudah kita ketahui, mereka sekarang isi ulang oksigen di dalam mobil," tukasnya. (eds/ang)