Kok Bisa Tol Becakayu Mangkrak 22 Tahun Sejak Era Soeharto?

Kok Bisa Tol Becakayu Mangkrak 22 Tahun Sejak Era Soeharto?

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Selasa, 24 Okt 2017 11:22 WIB
Foto: Dok. Kementerian PUPR
Jakarta - Proyek Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) bisa jadi merupakan proyek yang sudah sangat lama dinanti-nanti penyelesaiannya oleh warga yang sering melintas di area Kalimalang, Jakarta Timur hingga Bekasi. Bagaimana tidak, proyek ini sudah dimulai sejak tahun 1995 pada era Presiden Soeharto.

Hal tersebut diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri saat meninjau proyek ini langsung pada tahun lalu.

"(Mangkrak) 22 tahun, kemudian dimulai lagi Januari 2015 kemarin, kebut-kebutan," ungkap Jokowi, Senin (7/11) tahun lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Berdasarkan informasi yang dihimpun detikFinance, Selasa (24/10/2017), rencana pembangunan jalan tol tersebut diinisiasi pada tahun 1995 dengan tujuan mengurangi kemacetan di jalur Bekasi-Jakarta. Setahun kemudian, PT Kresna Kusuma Dyandra Marga yang merupakan patungan empat perusahaan yang menjadi investor jalan tol Becakayu mendapatkan konsesi pengelolaan ruas tol ini.

Dua tahun berselang atau pada 1998, Indonesia didera krisis moneter yang memporak-porandakan berbagai aspek ekonomi di tanah air. Proyek jalan tol ini menjadi salah satu yang terkena imbasnya hingga akhirnya mangkrak.

Di tahun 2013 kementerian yang waktu itu masih bernama Kementerian Pekerjaan Umum (PU), menggelontorkan dana Rp 350 miliar untuk membantu proses pembebasan lahan jalan tol ini. Tujuannya untuk menstimulus dilanjutkannya kembali pembangunan jalan tol ini.

Tapi ternyata imbas krisis ekonomi 1998 ditambah krisis ekonomi 2008 ke Investor Jalan tol Becakayu masih terasa. Sehingga proses pembangunan pun masih tersendat.


Akhirnya, pada Oktober 2014, PT Waskita Karya lewat anak usahanya PT Waskita Toll Road mengambil alih sebagian besar saham Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yakni, PT Kresna Kusuma Dyandra Marga.

Lewat akuisisi saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 240 miliar itu, BUMN konstruksi tersebut langsung menguasai kepemilikan sebesar 60% atas PT Kresna Kusuma Dyandra Marga.

Surat Ijin Mulai Kerja (SIMK) pun dikeluarkan pada 5 Februari 2015 untuk pengerjaan seksi 1b dan 1c sepanjang 8 km. Secara keseluruhan, ruas yang mencapai panjang 21,04 km ditarget baru bisa beroperasi secara penuh pada 2021 nanti.

Pengambilalihan tersebut berimbas pada perubahan struktur pemegang saham. PT Waskita Karya Tbk adalah pemegang 60% saham PT KKDM, sisanya badan usaha lainnya yakni PT Tirtobumi Prakarsatama sebesar 14,97%, PT Citra Mandiri Sukses Sejati sebesar 12%, PT Remaja Bangun Kencana sebesar 6%, PT Indad Utama sebesar 6% dan PT Jasa Marga sebesar 1,03%.

Nah, jika tak ada halangan, Sebagian ruas tol Becakayu (Bekasi-Cawang-Kampung Melayu) sepanjang 8 km, yang menyambungkan seksi 1B dan 1C (Cipinang Melayu-Pangkalan Jati-Jakasampurna), akan diresmikan dan beroperasi November tahun ini. (hns/hns)

Hide Ads