-
Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak satu tahun lalu memprogramkan mobil pedesaan. Saat itu, kendaraan pedesaan yang didesain dan diproduksi oleh dalam negeri memang sempat menarik perhatian masyarakat.
Kendaraan pedesaan ini sendiri sempat dijanjikan untuk diperkenalkan atau diluncurkan pada Agustus 2017 lalu. Namun hingga memasuki pergantian tahun, kendaraan pedesaan seakan tidak bersuara dan hilang dari peredaran.
Awalnya, kendaraan pedesaan ini dihadirkan untuk memenuhi para pengendara di pedesaan. Selain itu, kendaraan pedesaan juga awalnya ditujukan untuk membantu dalam melakukan pelaksanaan atau mekanisasi hasil pertanian dan perkebunan.
Kendaraan ini dinanti-nanti banyak pihak, terutama masyarakat pedesaan. Lantas bagaimana kelanjutan program kendaraan pedesaan Jokowi ini? Sudah sampai mana progresnya?
dengan Direktur Jendral (Dirjen) Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Harjanto, di Kantor Pusat Kemenperin, pekan lalu untuk membahas seputar program kendaraan pedesaan.
Lama tak terdengar kabar, bagaimana kelanjutan program kendaraan pedesaan?Sekarang kita sudah mengupayakan untuk bisa diproduksi di dalam negeri. Memang ada beberapa mobil pedesaan yang sudah diproduksi, terutama untuk sawit itu kan Pak Presiden juga sudah lihat. Itu yang disebut Wintor yang diproduksi Astra Autoparts di Karawang, ada juga yang modelnya KHS warnanya putih yang diproduksi oleh CV Karya Hidup Sentosa di Yogyakarta.
Keduanya untuk sawit. KHS itu sudah in production (produksi), sudah go to the market. Sudah sampai ke pasar tapi kalau yang Wintor beberapa masih di uji coba tapi sudah mulai diproduksi juga.
Sudah mulai diproduksi dan dipasarkan sejak kapan?Itu sudah lama itu dari 2017. Kalau untuk Wintor juga sudah diproduksi, tapi mereka sedang ada perbaikan di transmisi dan sebagainya. Sedang di develop (kembangkan). Itu konsepnya kan kendaraan pedesaan.
Kemudian ada juga mobil pedesaan multiguna. Kalau ini benar-benar untuk pedesaan, bisa di install berbagai macam mesin pertanian dengan menggunakan mesin CC yang lebih kecil, yaitu 500 CC dengan satu silinder. Nah ini sekarang kita sedang bekerja sama, dengan anak perusahaan Astra Autoparts, itu Velasto yang bekerja sama dengan Kiat Motor yang ada di Solo untuk membangun production line, ini sekarang dalam proses. Namanya Mahesa. Jadi ada tiga ya KHS, Wintor dan Mahesa.
Jadi ada model baru lagi?Iya jadi itu masih prototype yang ada di Solo itu akan di redesain lagi atau di enginering lagi untuk dapat disesuaikan dengan production linenya, ditambah menggunakan komponen, part dari produksi dalam negeri. Kalau kemarin kan masih copot sana copot sini, yang barang itu jadi. Sekarang benar-benar harus masuk ke produksi. Kalau bicara produksi kan tidak hanya sekadar membuat, tapi barang itu harus reliable, jangan sampai sudah dikirim ke pasar, tapi direcall lagi.
Nah itu pengalaman yang disampaikan Wintor, misalnya sistem pembakarannya itu macet di sana sini, ini kan harus uji coba dan sebagainya. Makanya bicara produksi kan harus benar-benar diuji cobakan.
Berapa nilai investasinya?
Kalau untuk yang KHS dan Wintor saya kurang hafal. Tapi untuk yang Mahesa yang sudah terinstall di sana ya sekitar Rp 300 miliar. Artinya investasinya sudah ada di situ. Kita berharap ini dalam waktu dekat bisa launching, tapi memang power trainnya masih impor, tapi kita nanti pelan-pelan akan dilokalisasi dalam negeri.
Hambatan sekarang ini?
Ya sekarang yang belum kita selesaikan adalah masalah regulasinya. Kita sedang proses, nah regulasi ini kita akan bicarakan dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), mengenai layak jalan segala macamnya, lalu apakah ini pakai plat nomor atau enggak.
Sudah mulai berkomunikasi dengan Kemenhub?
Saya sudah minta waktu untuk bicara dengan mereka. Saya akan rapat interdepth untuk akselerasi, sementara produksinya mulai di redesain kembali. Jadi saya sebagai pemerintah akan menyiapkan regulasi, jadi kita akan paralel. Sehingga bila ini by the time jadi, regulasinya akan siap, termasuk mungkin insentif dengan mobil pedasaan ini.
Karena begini, kemarin pemikirannya, kaya traktor enggak (perlu) pakai nomor polisi. Tapi saat bicara dengan teman-teman Perhubungan katanya harus pakai nomor polisi, walaupun kecepatannya di bawah 50 km/jam. Memang tidak ada impact test, tapi harus pakai nomor polisi. Cuma mungkin bisa diberikan pengaturan khusus sehingga produk ini bisa diterima di masyarakat.
Yang mau membangun bangun Mahesa ini hanya dari Velasto dan Kiat Motor atau ada industri lain?
Yang lain ada. Jadi saya dua konsep, jadi yang pertama ini supaya ini launching dulu, jadi Velasto dulu dengan Kiat Motor sampai jadi. Kemudian Kiat Motor sedang menjajaki kerja sama investasi mungkin rencananya di Solo dengan Tata India untuk membangun proses production line di sini. Jadi ada dua production di solo dan di sini, yang di Karawang.
Jadi kita pakai eksisting capacity yang ada sekarang, ditambah bangun dengan ini. Karena ngejar waktu untuk bangun production line ini kan enggak mudah. Makanya kita pakai yang eksisting capacity dulu untuk kita pergunakan.
Ada insentif apa yang disiapkan supaya industri tertarik?
Ya kita belum tahu, kita masih pelajari apa insentifnya untuk membuat barang ini lebih kompetitif. Sehingga kita targetnya untuk masyarakat pedesaan ini bisa tercapai, yaitu dengan harga yang sangat terjangkau. Jadi kita akan kira carikan skema-skemanya kalau itu diperlukan. Tapi kalau memang dengan komponen part yang ada sudah mencapai itu ya dia enggak perlu insentif, lebih bagus lagi.
Tapi paling tidak, misalnya soal izin laik jalannya, karena uji emisinya kan tentunya harus berbeda dengan mobil-mobil yang lain. Karena kan kita menggunakan, ada dua sih diesel engine dan bensin, tapi yang mainly mungkin diesel engine. Ada Tata, ada Sokon perusahaan China. Jadi hanya power trainnya saja, tapi the rest kita upayakan komponen parts dalam negeri. Jadi kita pakai itu mungkin sekitar 70%-nya lokal konten ada di dalam negeri. Kalau enginenya 20%.
Sudah ada mobil pick-up untuk mengangkut panen, apa kendaraan pedesaan bisa menyaingi?
Ya itu (kendaraan pedesaan) dia bisa untuk seperti genset segala macem dia multifungsi. Lalu walaupun manual, memiliki fungsi seperti truk dump. Kalau mobil misalnya pick-up Suzuki atau lainnya, mobilnya enggak bisa diangkat baknya, nah kalau ini baknya didesain bisa langsung buang kayak dump truck walaupun manual jadi memang benar-benar untuk mobil pedesaan dengan engine yang kecil cuma 500 CC kok. Cuma satu silinder.
Bahan bakarnya?
Kita pakai diesel. Kita berharap itu bisa pakai biofel yang lain macam-macam lah. Kalau misalnya di desa adanya, kan sekaranh ada piralisis proses kalau bikin sendiri bisa, nanti minyak kelapa sisa-sisa itu bisa kalau diproses senderhana jadi biofiel bisa dipake. Jadi enggak perlu akselerasi tinggi pakai octane tinggi. Enggak mengharapkan speed tadi, tapi torsinya yang harus tinggi. Dan ini irit, kan satu silinder, semuanya 500 CC.
Jadi apa fungsi utama kendaraan pedesaan ini?
Begini, kalau orang bicara mobil ini kan seakan-akan ada saingannya Suzuki dan lainnya. Kalau bicara itu (kendaraan pedesaan) mungkin berbeda, itu transportasi. Kalau kita alat transportasi dan mekanisasi pedesaan. Jadi itu bisa dipakai untuk pompa, untuk mesin-mesin lain. lalu dia punya power trainnya bisa diconnect, bisa untuk pembangkit listrik. Kalau misalnya di desa nanti lampunya mati nanti jadi generator. Jadi multifungsi, beda dengan mobil pada umumnya.
Beberapa waktu lalu Menteri Perindustrian, sempat mengatakan sudah ekspor ke Malaysia? Bisa dijelaskan?
Yang diekspor ke Malaysia itu yang KHS itu yang sudah jadi, sudah produksi itu juga konsepnya kelompok mobil pedesaan karena KHS itu juga untuk sawit fokusnya itu yang warna putih yang seperti mobil perang Delta Force. Itu bahkan roda belakangnya kalau di tempat sawit itu beloknya kan enggak bisa belok seperti mobil biasa jadi harus seperti traktor, itu sudah produksi.
Ada negara selain Malaysia yang tertarik?
Beberapa pasti ada, rencananya kita mau ekspansi ke Afrika. Kan negara-negara seperti itu perlu jadi pasalnya sebenarnya ya negara-negara yang unggul di pertaniannya misalnya. Di India kan juga mereka punya. Nah kita juga ingin punya kendaraan itu supaya kita bisa ekspor ke negara-negara yang memang didukung oleh pertanian.
Apa perbedaannya dengan kendaraan pedesaan milik India?
Saya belum pernah lihat yang di India tapi saya cuma dengar di India juga ada konsep seperti itu, lalu di China juga sepertinya ada.
Berapa harga kendaraan pedesaan ini?
Harga harus di bawah Rp 70 jutaan, jadi murah sekali. Tapi memang reliable untuk ditaruh di pedesaan. Untuk KHS dan Wintor juga sekitar itu harganya.
Siapa aja yang bisa membelinya?
Ya boleh siapa saja enggak ada larangan atau pembatasan. Kalau ada yang mau beli kalau buat gaya-gayaan juga boleh, kan mobilnya kayak Baby Hammer modelnya yang kecil yang 2 seat itu tapi ada belakangnya. Nah ini kan modelnya enggak jauh didesain lagi pasti lebih cantik modelnya kalau dari sisi desain. Jadi kalau misalnya ada yang mau beli mau pakai buat gaya-gayaan ya silahkan saja kita enggak melarang sepanjang itu ada nomor polisinya dan itu bayar pajak sebagainya.
Kalau mau beli bagaimana caranya?
Ya ada bisa didatangi langsung ke produsen. Jadi bisa kok kalau mau dibeli kan mereka nggak pakai nomor polisi jadi seperti model traktor jadi belum ada nomor polisinya masih menunggu regulasi. Kalau sekarang yang sudah bisa dibeli itu yang KHS ya.
Apa yang membedakan dari tiga model kendaraan pedesaan itu?
Kalau yang selain Mahesa kan lebih ke kelapa sawit. Jadi jadi misalnya ban belakangnya double gardan, kalau masuk ke lumpur kan bisa, jadi ban belakangnya bisa off road.
Kapan kendaraan pedesaan ini mau diluncurkan?
Nanti launching, nanti tiga-tiganya sekaligus. Jadi dikumpulin dulu setelah mereka siap semua baru kita launching. Nah kita bukan bicara prototype di sini, kita bicarain production Jadi bukan prototype lagi, jadi ini produksi yang siap dipasarkan.
Termasuk nanti distribusinya dengan teman-teman yang nanti terlibat kita akan bicarakan, tapi itu kan business to business, kita nggak akan intervensi. kita hanya memfasilitasi. Nah kita memfasilitasi untuk bertemu beberapa industri supaya jadi. Kan sekarang sudah jadi sudah mulai menggambar dan menyesuaikan, jadi tinggal peran pemerintah agar regulasi yang diperlukan itu supaya masuk ke pasar enggak ada masalah mulai dari laik jalan serta perpajakannya.
Tahun ini?
Ya ancer-ancer Agustus ini. Saya akselerasi Agustus ini bisa selesai, ini baru perkiraan. Tergantung yang produksinya, tapi mereka sudah katakan kalau siap untuk Agustus, karena kan produksi itu nggak gampang. Sekaligus regulasi kita akselerasi bicara dengan Perhubungan dan lainnya untuk bisa mengaturnya. Jadi Sisi regulasi Sisi produksi bisa barengan.
Harapan dengan adanya Kendaraan pedesaan ini?
Kita ingin membantu masyarakat desa untuk lebih bisa memanfaatkan alat mekanisasi di pedesaan sekaligus mereka bisa dari sisi logistik nya bisa menjual barang-barangnya ke pasar Karena accesbility untuk ke ladang mereka itu sangat penting. Kalau lahan mereka sudah bisa mekanisasi dan mendapatkan accesbility yang baik insya Allah kehidupan petani di desa akan lebih baik, itu saja.