Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Pengembangan Jaringan Jalan Ditjen Bina Marga Rachman Arief Dienaputra saat ditemui di Kementerian PUPR, Jakarta, Selasa (27/2/2018).
"Tahun 2019 itu Trans Papua tembus semua. Harus selesai pokoknya, tembus 4.330 km," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk jalan Trans Papua di Provinsi Papua, saat ini dari total panjang 3.259,45 km, panjang jalan yang sudah berhasil ditembus adalah 2.905,75 km dan yang belum tembus 353,7 km. Sedangkan di Provinsi Papua Barat, sepanjang 1.070,62 km jalan telah tersambung seluruhnya.
Rencananya, pada tahun 2018 akan dilakukan pembangunan jalan baru Trans Papua di Provinsi Papua sepanjang 197,91 km sehingga jalan yang sudah tembus menjadi 3.103,66 km. Dan sisa jalan yang belum tembus sepanjang 155,79 km atau 4,78% lagi akan dituntaskan di tahun 2019.
Baca juga: Ada Gempa, Jalan Trans Papua Retak-retak |
Rachman menjelaskan, kondisi jalan Trans Papua yang telah tersambung seluruhnya nanti akan masih banyak didominasi oleh perkerasan tanah dan kerikil dulu (urugan pilihan/urpil). Kondisi jalan aspal akan diprioritaskan untuk wilayah yang melewati pemukiman warga.
"Pendekatannya, kalau melewati pemukiman kita aspal. Kalau tidak melewati pemukiman, kita bangun jalan yang bisa tahan sepanjang tahunlah, semacam urpil," ujarnya.
Tantangan membangun Trans Papua menurut Rachman adalah mengenai medan yang harus dilewati oleh para pekerja yang terdiri dari Kementerian PUPR bekerja sama dengan Zeni TNI AD. Sebab, wilayah yang harus ditembus adalah hutan belantara hingga bukit yang medannya cukup berat.
"Kita harapkan penyedia jasa kita jiwa perjuangannya bisa lebih tinggi lagi karena medan pembangunannya memang beda dibanding pulau yang lain," pungkasnya.
Seperti diketahui, jalan Trans Papua menyambungkan Sorong di Papua Barat hingga Merauke di ujung Indonesia sepanjang 4.330,07 km.
Jalan yang membentang dari Sorong hingga Merauke tersebut, sebagian besar yang belum tersambung adalah yang menuju Papua pedalaman yang masih tertutup hutan. Sejak 2014, pembangunan jalan di pedalaman tersebut gencar dilakukan, guna mencapai pemerataan pembangunan di wilayah pedalaman, perbatasan, dan pinggiran Indonesia. (eds/ang)