Meski demikian, posisi tersebut masih lebih rendah dibandingkan posisi tertinggi di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Rp 14.710. Posisi nilai tukar dolar AS terhadap rupiah tersebut dicatatkan pada 24 September 2015.
Mengutip data RTI, Senin (5/3/2018), pada 24 september 2015, dolar AS dibuka Rp 14.610, tertinggi di 14.855 dan terendah di 14.710.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 20 Oktober 2014 atau bertepatan saat Jokowi dilantik sebagai Presiden, dolar AS berada di 12.030. Posisi tersebut terpantau lebih tinggi. Pada 21 Agustus 2013, saat itu dolar AS ditukar dengan Rp 11.288.
Sempat menyentuh Rp 14.710, penguatan dolar AS sempat mereda di 20 Oktober 2015 yakni di 13.645. Dolar AS kembali menyentuh level Rp 14.000an lagi pada 14 Desember 2015 yakni di 14.077.
Sejak saat itu dolar AS bergerak pada rentang yang tak terlalu jauh dari Rp 13.300-13.400. Pada 20 Oktober 2017, dolar AS parkir di 13.500 sebelum akhirnya mereda di 25 Januari 2018 yang tercatat di Rp 13.288.
Baca juga: Fadli Zon Sindir (Lagi) Sri Mulyani |
Semenjak saat itu, dolar terus perkasa tanpa sempat menyentuh Rp 12.000-an lagi. Dolar terus merangkak naik hingga tembus Rp 13.800 dan parkir di Rp 13.755 siang ini.
Pelemahan rupiah ini masih dipengaruhi oleh Pidato Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell. Pelaku pasar juga menyikapi berbagai pidato dari pejabat The Fed yang sejauh ini memberikan, pernyataan hawkish.
Jerome Powell optimis terhadap perekonomian AS serta tingkat inflasi yang masih dapat meningkat. Adapun pasar berspekulasi kenaikan suku bunga The Fed akan mencapai empat kali dalam tahun ini. (dna/eds)