Limbah PLN Bisa Jadi Bahan Bikin Gedung & Jembatan Layang

Limbah PLN Bisa Jadi Bahan Bikin Gedung & Jembatan Layang

Moch Prima Fauzi - detikFinance
Kamis, 15 Mar 2018 20:15 WIB
MoU yang dilakukan PLN dan dua perusahaan semen (Foto: Dok. PLN)
Jakarta - Limbah hasil pembakaran batu bara yang digunakan PLN mampu dimanfaatkan berbagai hal. Limbah itu antara lain campuran semen untuk pembangunan gedung, jalan tol, hingga jembatan layang.

Limbah yang disebut abu terbang (fly ash) dan abu dasar (bottom ash) atau disingkat FABA adalah sisa pembakaran batu bara dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Abu terbang dikatakan mampu menggantikan hingga 30% semen portland dengan kualitas dan ketahanan yang lebih baik.

"Produk utama PLN adalah listrik dan mempunyai produk samping yakni berupa gypsum, fly ash, dan bottom as," ujar Direktur Human Capital Management PLN Muhamad Ali, di Jakarta, Kamis (15/3/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Menurut Ali, selama ini limbah abu terbang dan abu dasar dipasok ke pabrik semen non-BUMN. Namun kini PLN telah memperluas pemakaiannya dengan kerja sama perusahaan semen BUMN yakni PT Semen Indonesia (Persero) dan PT Semen Baturaja (Persero).

Ali mengatakan, abu dasar bisa digunakan oleh pabrik semen pada proses produksi awal untuk mengurangi konsumsi kapur. Sedangkan abu terbang bisa dicampurkan untuk produk akhir semen. Dalam setahun PLN menghasilkan sekitar 5,2 juta ton FABA.

"Perusahaan semen kan harus ambil kapur dari gunung, nah, kalau pakai dari bottom ash-nya akan mengurangi penggunaan kapur dari gunung. Kalau itu bisa dimanfaatkan dengan bagus, jadi 5,2 juta ton per tahun (FABA) pasti akan membantu kelestarian lingkungan," katanya.

Ia berharap kerja sama tersebut bisa memberikan keuntungan bagi perusahaan semen BUMN dan bisa berdampak positif bagi lingkungan.

"Diharapkan dengan kerja sama ini bisa memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak, dan terpenting adalah bisa men-support lingkungan," ujar Ali.


Kerja sama itu ditandai dengan adanya MoU yang dilakukan PLN dan kedua perusahaan semen tersebut yang dilakukan di Kementerian BUMN dan disaksikan oleh Deputi Menteri Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata, Edwin Hidayat Abdullah.

Edwin mengatakan, MoU dengan perusahaan semen BUMN ini dalam rangka sinergi bidang usaha energi, logistik, kawasan dan pariwisata. BUMN berperan penting dan strategis dalam pembangunan nasional.

"BUMN sebagai agen pembangunan berperan besar dalam menyukseskan berbagai program pemerintah, khususnya di bidang ekonomi kerakyatan antara lain penurunan harga semen di Papua di mana sebelumnya adalah Rp 2 juta menjadi Rp 500 ribu per sak," ujar Edwin.

"(Selain itu juga) pemberdayaan petani melalui pembuatan Kartu Tani yang memberikan subsidi langsung kepada 2,7 juta petani pemilik kartu, maupun di sektor ketenagalistrikan di mana rasio elektrifikasi mengalami peningkatan pesat dari 84% menjadi 93% di tahun 2014 dan pebih dari 70 ribu desa telah mendapatkan pasokan listrik," sambungnya.

Edwin berharap implementasinya segera ditindaklanjuti dalam bentuk kontrak-kontrak yang lebih konkret dan dapat memunculkan lebih banyak lagi bentuk sinergi antar BUMN dan anak perusahaan BUMN.

(nwy/hns)

Hide Ads