Di satu kafe saja, para pelanggan tetap yang kebanyakan hard-core coffee drinker menikmati 400-500 cangkir kopi Indonesia dalam sehari. Wellington kini diakui sebagai satu dari 3 kiblat specialty coffee dunia, selain Melbourne, Australia, dan Seattle, Amerika Serikat.
Specialty coffee adalah istilah yang digunakan sejak tahun 1974 untuk menggolongkan jenis kopi yang memang diperlakukan istimewa sejak saat penanaman, pemetikan, roasting/pemanggangan, penggilingan, hingga penyajian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini yang menjadi materi diskusi antara Dubes Indonesia untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya, Indi Soemardjan -eksportir specialty coffee- dan Jason Hall -pemilik Ripe Café di Wellington, Kamis (5/4/2018) lalu.
![]() |
Pertemuan berlangsung dalam suasana akrab sambil menikmati kopi single origin dari Jawa Barat inilah specialty coffee yang dinikmati 400 cangkir setiap harinya di Ripe Café.
"Dalam diskusi ini, Indi yang sejak 2014 mengekspor specialty coffee ke Selandia Baru mengaku banyak dibantu oleh KBRI Wellington dan juga banyak belajar dari mitranya di Selandia Baru tentang pentingnya menjaga mutu kopi bahkan sejak menentukan lokasi penanaman, cara memilah dan memetik buah, teknik pengupasan, suhu pemanggangan hingga metode pengemasannya," dikutip dari keterangan tertulis Dubes Indonesia untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya, Jumat (6/4/2018).
Peningkatan produksi dan naiknya permintaan akan specialty coffee dari perkebunan yang dikelola bersama petani lokal di Gunung Tilu, Gambung, Jawa Barat menandakan bisnis ini sangat prospektif dan akan meningkatkan kesejahteraan petani dengan skema fair trading dan ramah lingkungan.
![]() |
Jason Hall, pemilik Ripe Coffee, mengaku sangat puas dengan kemitraan yang dibangun dengan lebih dari 1.000 pemilik lahan kopi di Jawa Barat. Banyak persyaratan teknis yang perlahan bisa dipenuhi oleh pemilik lahan untuk mendapatkan kopi yang berkualitas dan berkesinambungan.
Bersama Indi, Jason secara rutin terbang ke Indonesia untuk bertemu dengan pemilik lahan dan berbagi pengetahuan tentang specialty coffee. Tahun ini yang merupakan ulang tahun 60 tahun hubungan bilateral Indonesia-Selandia Baru, Jason ikut merayakannya dengan menempelkan logo perayaan 60 tahun dan menyebut specialty coffee dari Jawa Barat sebagai Relationship Coffee.
Dubes Tantowi all-out dalam mempopulerkan kopi Indonesia di Selandia Baru, terlebih kopi Jawa Barat dan kopi Mandailing sudah akrab di lidah penikmat kopi di Selandia Baru. Hal ini juga dalam rangka menindaklanjuti seruan Presiden Joko Widodo saat melakukan kunjungan kenegaraan ke Selandia baru bulan Maret lalu.
Di hadapan Gubernur Jenderal Dame Patsy Reddy dan PM Jacinda Ardern, Presiden Jokowi mempromosikan nikmatnya kopi Indonesia dan berujar, "Bila ingat kopi, ingat Indonesia. Dan bila ingat Indonesia, ingat kopinya juga."
Melalui komoditas kopi regular dan specialty coffee , nilai ekspor kopi Indonesia ke Selandia Baru yang saat ini baru 4% dari total impor kopi Selandia Baru (yang mencapai 13.850 ton per tahun) bisa meningkat secara signifikan namun hal ini harus dibarengi dengan promosi dan edukasi yang intensif dari Indonesia. (hns/rvk)