Dari data Uang Beredar perlambatan terjadi karena menurunnya deposito perorangan menjadi 6% atau Rp 1.204,4 triliun dari Januari 2018 sebesar 7,1% sebesar Rp 1.206,7 triliun di Jakarta dan Jawa Timur.
Kemudian penurunan deposito korporasi non finansial di Jakarta dan Sumatera Utara menjadi 6,2% atau Rp 611,8 triliun dari sebelumnya 8,6% Rp 620,7 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perlambatan DPK bersumber dari DPK berdenominasi rupiah utamanya pada jenis simpanan berjangka yang tercatat tumbuh lebih rendah.
"Perlambatan terjadi sejalan dengan penurunan suku bunga simpanan berjangka untuk seluruh tenor pada Februari 2018," bunyi data tersebut dikutip, Senin (8/4/2018).
Untuk pertumbuhan giro dan tabungan tercatat mengalami pertumbuhan. Giro tumbuh 9,4% dan tabungan 10,7%. Padahal periode bulan sebelumnya giro hanya tumbuh 6,9% dan tabungan 10,4%.
Baca juga: Bisakah Bunga Kredit Bank Jadi Single Digit? |