Pertimbangannya untuk efisiensi, kelestarian lingkungan, sekaligus upaya meningkatkan produktivitas, dan kesejahteraan petani.
"Saya pikir negara ini sepakat untuk selalu berpikir menghasilkan bahan bakar yang terbarukan dan itu sudah jadi komitmen negara. Kita negara penghasil sawit terbesar di dunia, dan kita yang harus memikirkan bagaimana memanfaatkan terutama pengembangan industri nasional," kata President and CEO Lion Air Group Edward Sirait di Jakarta, Selasa (10/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Edward mengatakan kerja sama dengan Gapki menjadi titik awal pemanfaatan bioavtur untuk pesawat. Selain itu, akan dilakukan pengembangan dan penelitian bahan bakar berbasis minyak sawit.
Lion Air juga akan mengikuti keputusan pemerintah yang mewacanakan tidak membeli pesawat pabrikan dari Eropa lantaran produk sawit Indonesia terkena kampanye hitam di sana.
"Itu nanti diplomasi berikutnya. Ya kita kan juga minta keadilan. Mungkin kalau keadilan hanya Tuhan yang punya, kesetaraan lah. Kalau lu gue beli ya lu beli juga dong punya gue," ujar Edward.
Sementara itu, pendiri Lion Air Group Rusdi Kirana mengatakan kerja sama ini juga mempercepat pengurangan penggunaan bahan bakar fosil untuk armada penerbangan.
"Ini akan memeprcepat upaya mengurangi ketergantungan armada penerbangan komersial terhadap bahan bakar fosil, sekaligus meningkatkan penyerapan minyak kelapa sawit di dalam negeri, yang menjadi bahan dasar bioavtur," kata Rusdi.