Pembebasan lahan untuk depo LRT Jabodebek di Bekasi Timur terkendala penolakan warga. Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto mengakui pembebasan lahan untuk depo LRT itu memang bermasalah karena warga keberatan atas harga yang ditawarkan.
"Itu masih berproses dengan warga. Pertama pasti harga ada yang keberatan. Jadi tolong disupport supaya lancar, karena ini untuk kepentingan umum. Tentunya kami tidak ingin ganti rugi, inginnya ganti untung," tuturnya di Kantor Pusat Adhi Karya, Jakarta, Jumat (13/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi menjelaskan kebutuhan lahan untuk pembangunan depo LRT Bekasi Timur seluas 10 hektar (ha). Sementara lahan milik Adhi Karya hanya sekitar 5 ha, sisanya dimiliki oleh warga setempat.
Proses penyelesaian lahan kini ditangani oleh Badan Pertahanan Nasional (BPN). Meski tidak mengetahui persis prosesnya, Budi menaksir kebutuhan dana untuk pembangunan depo di Bekasi Timur sekitar Rp 1 triliun.
Meski begitu, Adhi Karya berharap proses pembebasan lahan bisa selesai di bulan depan, sebab kereta LRT Jabodebek akan datang awal tahun depan.
"Target penyelesaiannya bulan Mei atau Juni untuk deponya. Karena awal tahun depan kereta sudah sampai dan dirangkai di situ," tutupnya. (hns/hns)