Sekolahnya Dibakar, Siswa di Banti Kini Belajar Gratis di Sini

Papua - Pada 23 Maret 2018 lalu, Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) membakar Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Desa Waa Banti, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika. Sekolah yang dibangun oleh PT Freeport Indonesia (PTFI) kini hampir tak bersisa.

Siswa-siswi kelas 6 SD dan 9 SMP dipindahkan kegiatan belajar mengajarnya ke Sekolah Taruna Papua. Sebanyak 26 murid SD Banti dan 26 murid SMP Banti sudah belajar di Sekolah Taruna Papua sebelum aksi pembakaran sekolahnya dilakukan oleh KKSB.

Sebanyak 52 murid SD dan SMP dari Banti dipindahkan ke sekolah tersebut untuk bisa ikut ujian akhir karena kondisi tempat tinggalnya kala itu sudah tidak kondusif lagi. Mereka yang dipindahkan ke Sekolah Taruna Papua pun tidak perlu mengeluarkan uang sepersen pun.

"Sebelumnya itu anak-anak ikut dengan keluarga, orang tua karena kondisi Banti sudah tidak nyaman," kata Kepala Sekolah Banti Markus di Sekolah Taruna Papua, Timika, Jumat (27/4/2018).

Sekolah Taruna Papua Foto: Ardan Adhi Chandra

Baca juga: Cerita Silas, Mantan Staf Kebersihan yang Jadi Pejabat Freeport

Anak-anak pindahan dari Banti mendapatkan seragam, buku, dan fasilitas asrama yang juga disediakan makan setiap harinya. Selepas belajar di sekolah, pukul 13.00 WIT untuk SD dan 14.00 WIT untuk SMP, mereka kembali ke asrama.

Letak asrama pun masih di halaman yang sama dengan sekolah tempat mereka belajar. Selepas sekolah sejak 07.15 WIT, mereka bisa berjalan kaki ke asrama yang nyaman.

Siswa-siswi kelas 6 SD pindahan dari Banti kini tengah bersiap menghadapi ujian akhir bersama siswa kelas 6 SD yang sudah lebih dahulu belajar di Sekolah Taruna Papua. Setelah ujian usai, beberapa di antara mereka berniat melanjutkan pendidikan ke tingkat SMP di tempat yang sama.

"Nanti SMP mau lanjut di sini lagi," kata salah satu siswa Hasan Kum.

Sekolah Taruna Papua Foto: Ardan Adhi Chandra

Baca juga: Tembagapura Diserang Grup Separatis, Apa Dampaknya ke Freeport?

Meski ingin melanjutkan pendidikan di Sekolah Taruna Papua, mereka juga ingin sekolah di Banti bisa dibangun lagi seperti sediakala.

Julinca, salah satu siswi kelas 6 SD Banti menceritakan bagaimana pembakaran terhadap gedung sekolah mereka dilakukan. Ia bercerita para siswa dan guru berlarian ke luar sekolah mencari tempat yang aman.

"Hari Jumat lagi selesai membersihkan halaman dan lingkungann tiba-tiba orang datang kita lari juga dari situ, ibu guru pingsan. Mereka membakar dan kasih hancur sekolah kita dan rumah guru-guru," kata Julinca.

Kinin seluruh siswa kelas 6 SD dan 9 SMP Banti bisa belajar dengan aman dan nyaman tanpa takut. Siswa-siswi kelas 9 SMP pun baru saja usai melakukan ujian dan di pekan depan disusul oleh siswa-siswi kelas 6 SD.

Sekolah Taruna Papua Foto: Ardan Adhi Chandra

Baca juga: Punya 7.000 Karyawan, Berapa Jumlah TKA yang Ada di Freeport?

(ara/eds)