.webp)
Menurut Analis Investa Saran Mandiri Hans Kwee pelaku pasar saat ini cenderung menarik diri untuk mengamankan dana investasinya seiring kekhawatiran berlanjutnya sentimen negatif perang dagang AS dan China.
Di mana Presiden Trump menyatakan akan kembali memberlakukan tarif baru untuk barang impor, yakni sebesar 10% pada barang-barang China yang memiliki nilai US$ 200 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibat kekhawatiran adanya perang dagang tersebut, pelaku pasar melakukan aksi menarik diri dari pasar modal dan menempatkan dananya pada mata uang asing yang nilainya cenderung lebih stabil saat ini seperti dalam bentuk dolar Amerika Serikat (AS) dan franc Swiss.
"Karena, kalau kita lihat potensi perang dagang yang terjadi memang pelemahan nilai tukar. Orang cenderung menggerakkan uangnya ke save haven currency. Makanya kita liat yen menguat, franc Swiss, US$, kemudian emas juga," beber dia.
Hal itu juga tercermin dari data perdagangan sore ini, di mana investor asing melakukan aksi jual dengan catatan jual bersih mencapai Rp 2 triliun sepanjang hari perdagangan.
Membuka perdagangan Rabu (20/6/2018), IHSG jatuh semakin dalam dengan penurunan 67,046 poin (1,12%) ke 5.926,581. Indeks LQ45 turun 15,939 poin (1,68%) ke 934,757.
Pada pukul 09.05 waktu JATS, IHSG turun 96,542 poin (1,61%) ke 5.897,085. Indeks LQ45 turun 18,076 poin (1,90%) ke 932,620.
Jeda siang perdagangan saham, IHSG masih melanjutkan laju negatif. IHSG jatuh 151,472 poin (2,53%) ke 5.842,155. Indeks LQ45 melemah 32,673 poin (3,44%) ke 918,023.
Aura negatif masih membayangi IHSG hingga menutup perdagangan sore ini. IHSG anjlok 109,588 poin (1,83%) ke 5.884,039. Indeks LQ45 turun 25,534 poin (2,69%) ke 925,162. (dna/ang)
