Gudang penyimpanan bawang merah dengan sistem pengkondisian udara atau CAS (Controlled Atmosphere Storage) dibangun di Desa Klampok, Kecamatan Brebes, Jawa Tengah. Gudang bawang ini diresmikan Dirut Perum Bulog, Budi Waseso.
Sarana penyimpanan bawang merah tersebut memiliki luas tanah 7.830 m2 dan luas bangunan 3.686.81 m2 termasuk gudang jemur bawang seluas 391 m2. Sarana penyimpanan bawang merah ini terbagi menjadi 20 kopel dengan kapasitas simpan masing-masing sebanyak 13,6 ton konde askip (bawang dengan daun) atau 16,32 ton rogol askip (bawang tanpa daun) di lokasi sentra produksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi Waseso menyampaikan, sarana penyimpanan bawang merah CAS dimaksudkan untuk stabilisasi harga bawang merah di tingkat produsen (petani bawang) dan konsumen (masyarakat).
"Dengan sistem dan teknologi ini, bawang merah dapat disimpan tiga sampai enam bulan lamanya dengan nilai penyusutan maksimal 10 persen," tambah pria yang akrab disapa Buwas itu.
"Kita tujuannya untuk menstabilkan harga dan stok produk bawang dari petani Brebes. Sarana ini untuk mempertahankan kualitas dan ketersediaan produk bawang. Antara kualitas dan produkai yang stabil maka harga bisa stabil," terang Buwas.
Saat panen raya, harga bawang akan turun ke level yang rendah sehingga petani dirugikan. Banyak petani yang tidak mampu membayar hutang karena rugi besar.
Ke depan, Bulog akan membeli produk bawang saat harga akan anjlok dengan harga yang layak. Bawang petani ini kemudian disimpan di gudang CAS sambil menunggu harga kembali normal.
"Jadi saat harga bawang tinggi, silakan petani menjual ke mana saja bebas. Tapi saat harga pasaran anjlok, Bulog akan serap bawang mereka dengan harga yang normal. Sehingga petani tetap mendapkan keuntungan yang layak," kata Buwas.
Fluktuasi harga
Pada kesempatan yang sama, Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) Juwari mengatakan, gudang dengan sistem CAS ini akan mampu mengatasi fluktuasi harga bawang. Hanya saja, untuk menyimpan produk bawang seluruh petani saat harga anjlok, gudang tersebut jelas tidak akan cukup.
"Kalau cuma satu gudang jelas tidak akan mampu menampung hasil panen petani. Coba saja dihitung, satu gudang ini hanya mampu menyimpan kira kira 130 ton, padahal produksi bawang di Brebes mencapai ribuan ton," ucap Juwari.
ABMI berharap, tidak hanya Bulog yang membangun gudang seperti ini. Pemkab Brebes, Mentan (Menteri Pertanian) dan Mendag (Menteri Perdagangan) serta pihak swasta juga diminta untuk mengalokasikan dana untuk memperbanyak gudang gudang penyimpanan.
Sarana penyimpanan dengan pengkondisian udara ini merupakan kombinasi antara teknologi pendingin dengan teknolog pengkondisian udara yang mengontrol kadar kelembaban, oksigen, karbondioksida, nitrogen dan ethylene.
Secara umum sarana penyimpanan tersebut mampu menghambat laju pematangan yang membuat produk pertanian yang disimpan menjadi mati suri. Selain untuk bawang, gudang CAS ini juga bisa menyimpan bawang putih, cabai, buah dan sayur. (hns/hns)