Jakarta -
Pemerintah sedang membangun proyek tol Jakarta Outer Ring Road 2 (JORR 2) yang menyambungkan Cengkareng-Cilincing-Tanjung Priok sepanjang 110 kilometer (km). Proyek jalan tol ini terbagi dalam 7 ruas tol yang melingkari Jakarta.
Salah satu ruas tol yang sedang dikerjakan tersebut ialah ruas Kunciran-Serpong sepanjang 11,19 km. Ruas tersebut dikerjakan oleh PT Marga Trans Nusantara (MTN) yang sahamnya dimiliki oleh dua investor yankni PT Jasa Marga sebesar 60%, PT Astratel Nusantara 40%.
Sebagai catatan, pembangunan ruas tol Kunciran-Serpong dibagi dalan dua seksi pekerjaan. Jalan tol ini semula ditarget mulai dibangun konstruksinya pada tahun 2013. Namun lantaran proses pembebasan lahannya tersendat, proses pembangunnya pun tak kunjung bisa dimulai. Lantas, bagaimana perkembangannya saat ini?
Presiden Direktur PT Marga Trans Nusantara Truly Nawangsasi mengatakan pihaknya mendapakan pinjaman dari bank BUMN dan swasta dengan total senilai Rp 3,3 triliun untuk membiayai proyek tol baru menuju Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) tersebut.
Bank tersebut di antaranya PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), dan Bank Riau Kepri. Jangka waktu pinjaman atau kredit sindikasi yang diberikan ini selama 15 tahun.
"Proyek tol Kunciran-Serpong di mana kami MTN selaku pemegang hak konsesi menerima fasilitas kredit sebesar Rp 3,3 triliun dari total investasi Rp 4,7 triliun," kata Truly dalam acara penandatanganan pinjaman di Jakarta, Jumat (20/7/2018).
Dia berharap dengan diberikannya pinjaman ini, maka pembangunan ruas tol ini dapat berjalan dengan lancar. Dengan begitu, ruas yang menghubungkan Kunciran hingga Serpong ini bisa menjadi salah satu pilihan atau alternatif masyarakat dalam menggunakan tol JORR.
"Pengoperasian JORR II secara keseluruhan sudah ditunggu-tunggu karena diharapkan JORR II jadi pemecah kemacetan di dalam Jakarta dan pinggiran Jakarta," jelasnya.
"Di mana pengguna jalan tol utamanya bisa pilih alternatif dari JORR I. Sehingga distribusi lebih merata dan jadi cost logistik lebih kompetitif sehingga produk barang lebih berdaya saing tinggi dan berdampak bagus untuk perekonomian," tambahnya.
Presiden Direktur PT Marga Trans Nusantara (MTN) Truly Nawangsasi mengatakan bahwa pembangunan ruas tol Kunciran-Serpong terbagi dalam dua paket pengerjaan. Rata-rata progresnya dari ruas sepanjang 11,19 km ini sudah mencapai 58%.
"Sekarang kami sudah dalam tahap konstruksi sekitar 58%, ini dibagi dua paket," kata Truly.
MTN sendiri selaku pemegang konsesi dari tol tersebut telah mendapatkan pinjaman sebesar Rp 3,3 triliun dari empat bank dalam negeri. Pinjaman itu, akan digunakan untuk proses pembebasan lahan serta konstruksi ruas tol.
"Itu ada biaya investasi, sebagian ada investasi di tanah, karena struktur tanah kami itu sebelum ada UU Nomor 28 tentang Dana Talangan, kami masuk dalam biaya investasi untuk tanah, yaitu BLU BPJT dan APBN sekitar Rp 900 miliar. Sisanya didanai lebih dahulu oleh BUJT," jelas dia.
Untuk saat ini, proses pembebasan lahan sendiri telah mencapai 96,69%. Truly mengatakan bahwa target pembebasan lahan ini mundur dari rencana awal yang diperkirakan selesai pada Mei-Juni lalu.
Mundurnya target awal tersebut dikarenakan adanya masalah teknis. Namun, saat ini dia menargetkan bahwa pembebasan lahan bisa selesai 100% pada September 2018.
Presiden Direktur PT Marga Trans Nusantara (MTN) Truly Nawangsasi mengatakan saat ini progres pembangunan ruas tol tersebut telah mencapai 58%. Dia mengatakan bahwa target penyelesaian konstruksi sendiri mundur dari rencana semula.
Awalnya, konstruksi ditargetkan bisa selesai 100% pada November 2018. Namun karena masalah pembebasan lahan, target tersebut molor menjadi Januari 2019. Sehingga operasi jalan tol diperkirakan pada April 2019.
"Pembebasan tanah saat ini telah mencapai 96,69%. Kemudian target untuk selesai konstruksi 100% itu Januari 2019 dan diperkirakan bisa beroperasi pada April 2019," katanya.
Untuk pembebasan lahan ruas tol itu sendiri sudah mencapai 96,69% dan ditargetkan selesai 100% pada September 2018. Seiring dengan upaya pembebasan lahan itu, pembangunan konstruksi juga terus dikerjakan secara simultan atau berbarengan.
"Jadi kita harapkan pembebasan lahan bisa diselesaikan bulan Mei-Juni. Tapi karena ada masalah tanah kami harapkan bisa selesai di September. Di situ ada pekerjaan konstruksi 4 bulan. Sehingga kami berhitung di Januari 2019 sudah bisa selesai konstruksi 100%" jelasnya.
Halaman Selanjutnya
Halaman