Pada hari yang sama, kick-off meeting konstruksi bandara juga telah dilakukan di lokasi terpisah. Dengan demikian, tahapan pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta memasuki proses konstruksi, dengan target operasi pada April 2019.
"Kami bersyukur bahwa proses pengosongan dan relokasi warga ini berlangsung dengan lancar dan kondusif. Terima kasih kami sampaikan khususnya kepada warga terdampak yang telah menerima proses ini," kata Juru Bicara Proyek Pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta Agus Pandu Purnama dalam keterangannya, Jakarta, Sabtu (21/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bahkan beberapa diantaranya meminta bantuan relawan kami untuk membereskan barang-barangnya, mencopot kusen, atau menurunkan genteng rumah. Semua kami fasilitasi, termasuk mengantarkannya ke rumah susun, rumah kontrakan, maupun ke rumah saudaranya sesuai permintaan mereka," tambahnya.
Angkasa Pura I memberikan beberapa alternatif tempat tinggal gratis bagi warga terdampak yang belum memiliki rumah, yaitu berupa rumah susun (rusun) Triharjo milik Pemerintah Kabupaten Kulon Progo di Kecamatan Wates, perumahan Magersari yang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Kecamatan Temon, atau tinggal di rumah-rumah warga yang telah disewa Angkasa Pura I yang lokasinya tidak terlalu jauh dari lokasi proyek. Fasilitas seperti air bersih, listrik, serta perabotan inti juga telah tersedia di dalam hunian tersebut.
"Beberapa barang milik warga yang belum memutuskan lokasi pindah akan kami jaga dan amankan di rusun atau di rumah sewa. Hewan ternak juga akan kami beri makan dan dititipkan di tempat penampungan. Warga dapat menghubungi Kantor Help Desk Proyek Bandara Internasional Yogyakarta untuk memastikan keberadaan harta bendanya, karena kami hanya bertanggung jawab selama tiga hari untuk menjaga barang-barang tersebut," jelas Agus Pandu Purnama.
Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo mengatakan pihaknya siap membantu warga yang rumahnya kena pembangunan proyek bandara tersebut.
"Dengan upaya optimal dari seluruh pihak, Alhamdulillah kita diberi kemudahan dan warga pun tidak memberikan reaksi yang berlebihan pada hari ini. Apresiasi kami sampaikan kepada Angkasa Pura I yang telah melakukan kerja sama yang baik dengan Pemda dan warga. Selanjutnya, kami siap membantu dan melayani warga yang direlokasi tersebut dengan sebaik-baiknya," imbuh Hasto.
Dengan demikian, lahan seluas 587,3 hektar di Kecamatan Temon, Kulon Progo ini siap untuk memasuki tahapan pembangunan fisik Bandara Internasional Yogyakarta, yang akan dilakukan oleh kontraktor PT PP (Persero).
Pada April 2019, ditargetkan landas pacu sepanjang 3.000 meter dan taxiway tuntas 100 persen, sementara apron dan bangunan terminal selesai 50%, sehingga bandara sudah bisa dioperasikan.
"Dengan kondisi ini saja, artinya sudah lima kali lipat dari kapasitas Bandara Adisutjipto. Secara keseluruhan, Bandara Internasional Yogyakarta ini ditargetkan selesai pada triwulan I tahun 2020," kata Agus Pandu Purnama lagi.
Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi mengatakan pihaknya akan melakukan percepatan pekerjaan fisik Bandara Internasional Yogyakarta ini.
"Kami tetap optimistis target tidak akan meleset. Harapan masyarakat sudah sangat tinggi, jangan sampai harapan masyarakat tidak terkabul. Untuk itu, kami akan mengupayakan dapat selesai secepatnya. Kami akan memonitor secara khusus proyek ini," katanya.
Terkait kesiapan warga Kulon Progo dalam menyambut beroperasinya bandara, Hasto mengungkapkan bahwa pihaknya menyambut baik inisiatif Angkasa Pura I yang telah mendirikan Balai Pemberdayaan Masyarakat (BPM) sebagai wahana bagi warga dalam membekali diri dengan keterampilan yang diperlukan nantinya.
"Bagi mereka yang berusia produktif, dapat mengikuti pelatihan di BPM yang didirikan oleh Angkasa Pura I. Setidaknya ada 300 warga yang mengikuti program pelatihan pengembangan pariwisata berupa pelatihan bahasa Inggris dan program pendukung konstruksi bandara. Selain itu, dari sisi Pemda juga telah ada Peraturan Daerah (Perda) Perlindungan Produk Lokal dan Perda Pembatasan Toko Berjejaring. Ini akan kami komunikasikan ke Angkasa Pura I untuk dapat diakomodir, sehingga nantinya warga Kulon Progo tidak hanya jadi penonton saat bandara beroperasi," tegas Hasto. (ara/ang)